Demak, gemasulawesi – Menurut laporan, harga padi gabah yang kini sedang melambung tidak dapat dinikmati oleh para petani di Kecamatan Karanganyar, Demak, Provinsi Jawa Tengah.
Hal tersebut dikarenakan dengan kondisi banjir yang melanda sejak beberapa waktu yang lalu, sekitar 3.427 hektare padi siap tanam di Demak menjadi rusak dikarenakan terendam banjir.
Kondisi tersebut menyebabkan ribuan hektare padi siap tanam di Demak, Jawa Tengah, menjadi membusuk dan membuat para petani harus mengais padi yang membusuk untuk mereka menyambung hidup.
Hal tersebut dilaporkan dialami oleh ratusan petani di sekitar 39 desa yang berada di Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Para petani yang berada di Desa Cangkring, Demak, dikabarkan terpaksa harus mengais padi yang ambruk karena banjir yang kondisinya mulai membusuk untuk mereka bawa pulang.
Disebutkan jika sebagian besar para petani tersebut membawa pulang padi yang membusuk tersebut untuk bertahan hidup.
Salah satu petani di Desa Cangkring, Karmani, mengatakan jika dia memutuskan untuk membawa pulang padi-padi yang mulai membusuk atau telah membusuk karena telah 2 minggu terendam banjir.
“Saya mencari yang masih dapat diselamatkan, karena padi-padi ini dapat ada yang mengambil,” ujarnya.
Dia menambahkan jika hal tersebut terjadi, maka para petani akan bertambah rugi karenanya.
“Itu nantinya akan membuat semua benar-benar gagal,” katanya.
Salah seorang petani yang lainnya, Sutik, mengungkapkan jika dia masih berhadap gabah yang terendam baniir masih dapat dikonsumsi.
“Karena saat ini beras sedang mahal, sehingga para petani di Demak yang terdampak baniir masih berusaha untuk mengais padi yang masih dapat diselamatkan,” ucapnya.
Dia mengakui jika sebelum banjir melanda desanya, dia berharap akan mendapatkan untung besar, namun, kini justru terpuruk karena padi yang gagal panen.
“Kami rugi besar,” ungkapnya.
Sutik menuturkan jika para petani di Demak berharap pemerintah dapat memberikan bantuan untuk mereka dapat kembali bercocok tanam setelah banjir. (*/Mey)