Kalimantan Timur, gemasulawesi – Menurut laporan, PJ Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik, menyoroti kenaikan harga beras menjelang bulan Ramadhan yang akan datang sebentar lagi di sejumlah pasar tradisional yang ada di wilayah Kalimantan Timur.
PJ Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik, meminta agar para pedagang tidak mengambil keuntungan yang terlalu banyak karenanya.
Selain itu, PJ Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik, juga meminta agar para pedagang tidak memanfaatkan momen menjelang Ramadhan yang dapat membuat harga beras semakin melonjak.
Dalam kesempatan yang sama, Akmal Malik, menyatakan jika saat ini stok beras yang ada di gudang Bulog masih aman dan juga mencukupi hingga akhir Idul Fitri nanti.
Meskipun begitu, PJ Gubernur Kaltim, juga tetap menyinggung mengenai disparitas harga beras yang saat ini melonjak naik di beberapa pasar tradisional.
Diketahui jika harga beras sesuai dengan HET atau harga eceran tertinggi seharusnya tidak boleh lebih dari Rp 11.500,00 per kilogramnya.
Sementara itu, saat ini, harga beras di pasaran telah mencapai Rp 18.000,00 untuk 1 kilogramnya.
Hal tersebut diketahui dikatakannya setelah meninjau stok dan pasokan beras di gudang Bulog Divisi Regional Kaltim dan Kaltara yang terletak di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
“Saya juga meminta masyarakat untuk tidak panik terkait melambungnya harga beras saat ini karena stok beras yang ada di gudang Bulog masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir Idul Fitri mendatang,” katanya.
Dia menegaskan jika Bulog memiliki posisi untuk menjaga stabilisasi harga.
Dalam kesempatan yang sama, Akmal menerangkan jika kebutuhan beras di wilayah Kalimantan Timur untuk per tahunnya mencapai sekitar 350.000 ton.
“Sementara itu, untuk pemenuhan kebutuhan beras di wilayah Kalimantan Timur hingga bulan Februari 2024 baru mencapai sekitar 140.000 ton atau baru sekitar 45%,” ujarnya.
Akmal Malik menekankan bahwa oleh karena itu, pemerintah Provinsi Kalimantan Timur di tahun 2024 ini, akan berfokus untuk menggenjot produksi padi dari lokal.
“Terutama dari wilayah yang merupakan penghasil padi, meski harus memperbaiki sistem pertaniannya karena masih banyak yang menggunakan sistem pertanian yang bergantung kepada kondisi alam,” jelasnya. (*/Mey)