Nasional, gemasulawesi - Pemerintah mulai mengambil langkah konkret untuk memperkuat ekosistem kecerdasan artifisial (AI) di dalam negeri.
Upaya ini dilakukan lewat kerja sama antara Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
Kolaborasi ini menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam menjalankan arahan Presiden Prabowo Subianto.
Tujuannya adalah mendorong percepatan transformasi digital serta pemanfaatan teknologi kecerdasan artifisial di sektor industri.
Baca Juga:
Menag dan Dubes Iran Bahas Kolaborasi Pendidikan dan Persatuan Umat di Tengah Ketegangan Global
Langkah tersebut diharapkan dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional hingga mencapai target sebesar 8 persen.
“Saya melihat kunjungan kami ke sejumlah pabrik teknologi di Batam, seperti yang disampaikan Bro Wamen Faisol Riza tadi, mencerminkan bentuk kerja sama yang sangat baik antara dua kementerian yang memiliki perhatian besar terhadap pembangunan infrastruktur industri AI,” ujar Wakil Menteri Komdigi Nezar Patria seusai diskusi bertajuk “Potensi Penguatan Industri Elektronika Dalam Rangka Pengembangan Industri AI di Indonesia” yang digelar di Marriott Hotel Harbour Bay, Batam.
Nezar Patria menekankan pentingnya membangun ekosistem industri AI secara menyeluruh, mulai dari tahap awal hingga akhir.
Ia juga menyoroti peran krusial industri semikonduktor, yang menurutnya merupakan sumber utama bagi berkembangnya teknologi kecerdasan buatan.
Baca Juga:
Indonesia-Brasil Perkuat Kerja Sama Bioenergi untuk Hadapi Tantangan Transisi Energi
“Tadi Bro Wamen Faisol Riza sempat menyampaikan soal pentingnya membangun industri semikonduktor. Dalam perbincangan dengan para pelaku industri di sini, mereka menilai semikonduktor sebagai sumber utama dalam pengembangan teknologi AI. Menurut saya, hal ini juga perlu menjadi perhatian serius,” ucapnya.
Di samping memperkuat sektor hulu, Kementerian Komdigi juga menaruh perhatian besar pada pengembangan sumber daya manusia di bidang digital.
Nezar Patria menjelaskan bahwa program pelatihan digital yang tengah diperluas bersama mitra industri merupakan langkah nyata untuk mencetak 12 juta talenta digital hingga tahun 2030.
“Beberapa perusahaan ternyata bersedia memberi pelatihan bagi talenta digital. Tadi kami juga sempat mengunjungi salah satu produsen semikonduktor dengan teknologi sangat maju, dan mereka terbuka untuk mendukung pelatihan talenta digital,” ujar Nezar.
Baca Juga:
Gus Ipul: Akurasi DTSEN Kunci Penyaluran Bantuan Sosial yang Tepat Sasaran
Di sisi lain, Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menekankan pentingnya proses hilirisasi dalam industri digital sebagai bagian dari pengembangan kecerdasan artifisial di tingkat nasional.
Ia menilai bahwa penyusunan peta jalan pengembangan industri AI perlu melibatkan kalangan akademisi dan pelaku industri, agar tetap sejalan dengan arah kebijakan strategis pemerintah.
“Kita mulai dari kolaborasi dulu. Sesuai arahan Presiden, hilirisasi di sektor digital juga harus diikuti dengan hilirisasi di sektor industrinya,” tegasnya.
Kerja sama antara Kementerian Komdigi dan Kemenperin ini diharapkan dapat menjadi landasan kuat bagi pengembangan ekosistem AI nasional yang terbuka untuk semua, kompetitif, dan mendukung pencapaian visi Indonesia Digital 2045.
“Itulah alasan saya mengajak Bro Wamen Nezar Patria hadir di sini. Bersama-sama, kita menggelar FGD yang didukung oleh Telkom, agar kita bisa mulai menyusun rancangan peta jalan yang nantinya akan menjadi acuan kita ke depan,” ujar Faisol Riza.
Dalam rangkaian kunjungan ke berbagai industri, Wamen Nezar Patria dan Wamen Faisol Riza melakukan dialog langsung dengan para pimpinan perusahaan teknologi.
Mereka mendatangi sejumlah kawasan industri untuk melihat lebih dekat potensi dan perkembangan sektor tersebut.
Beberapa perusahaan yang mereka kunjungi antara lain PT Batamindo Investment Cakrawala, PT Yageo TMSS Indonesia, PT Sat Nusa Persada Tbk, Pegatron Technology, ICT Luxshare, dan PT Infineon Technologies Batam.
Baca Juga:
Membangun Kedaulatan Digital: Indonesia Harus Ambil Peran Aktif dalam Ekosistem AI
Pembahasan dalam diskusi meliputi situasi terkini industri elektronik di Indonesia, kesiapan infrastruktur pendukung, potensi investasi yang bisa dikembangkan, serta berbagai tantangan yang dihadapi dalam penerapan teknologi AI di lapangan. (*/Zahra)