Nasional, gemasulawesi - Menteri Luar Negeri RI, Sugiono, menyoroti pentingnya komitmen bersama negara-negara ASEAN untuk terus menjaga konsistensi dalam mewujudkan kawasan Asia Tenggara yang terbebas dari senjata nuklir.
Ia menekankan bahwa upaya ini menjadi semakin krusial di tengah meningkatnya ancaman global terkait senjata nuklir yang terus menjadi perhatian internasional.
Penegasan sikap tersebut disampaikan Sugiono saat menghadiri forum Komisi SEANWFZ, yang merupakan bagian dari agenda penting kerja sama kawasan di bidang keamanan.
Pertemuan ini berlangsung di sela-sela rangkaian ASEAN Foreign Ministers’ Meetings dan Post-Ministerial Conference (AMM/PMC) ke-58 yang digelar di Kuala Lumpur Convention Center.
Baca Juga:
Mensos Pastikan Sekolah Rakyat Mulai Aktif di 100 Titik Seluruh Indonesia
"Situasi perlucutan senjata global saat ini sangat memprihatinkan. Proses pengendalian senjata nyaris tidak menunjukkan kemajuan, sementara jumlah senjata nuklir justru bertambah, dan negara-negara pemiliknya terlihat semakin mengendurkan komitmennya terhadap Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT),” ujar Menlu Sugiono.
Di kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri RI menyampaikan apresiasi atas kesediaan Tiongkok untuk menandatangani Protokol SEANWFZ secara penuh tanpa syarat.
Ia juga mendorong agar ASEAN segera merampungkan berbagai dokumen teknis dan nota kesepahaman yang diperlukan, termasuk merancang rencana kerja yang disertai batas waktu yang jelas.
“Langkah Tiongkok untuk bergabung akan menjadi momentum bersejarah yang dapat mendorong negara-negara pemilik senjata nuklir lainnya untuk turut melakukan hal yang sama,” ujar Menlu Sugiono.
Baca Juga:
Sekolah Rakyat: Terobosan Kemensos Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pendidikan dan Teknologi AI
Terkait keanggotaan Timor-Leste, Menteri Luar Negeri RI menegaskan bahwa Indonesia memberikan dukungan penuh terhadap keikutsertaan negara tersebut dalam Traktat SEANWFZ.
Menurut Menlu Sugiono, bergabungnya Timor-Leste akan memperluas jangkauan wilayah dan memperkuat posisi politik perjanjian tersebut. Ia pun menyampaikan harapan agar proses penandatanganan bisa dilakukan dalam KTT ASEAN ke-47 yang akan datang.
Selain itu, Indonesia mendorong adanya kerja sama yang lebih erat antar kawasan yang telah membentuk zona bebas senjata nuklir.
Menlu Sugiono menyampaikan bahwa sinergi lintas kawasan akan semakin memperkuat suara bersama dalam mendorong perlucutan senjata global serta menjaga tegaknya prinsip non-proliferasi.
Baca Juga:
Indonesia Tegaskan Komitmen ASEAN–UE: Dorong Kemitraan Setara dan Sikap Tegas terhadap Krisis Gaza
Dalam forum Komisi SEANWFZ, seluruh Menlu negara-negara ASEAN menyepakati pentingnya mendorong negara-negara pemilik senjata nuklir untuk segera menandatangani dan meratifikasi Protokol SEANWFZ. Mereka juga menyambut baik rencana Timor-Leste untuk bergabung dalam perjanjian tersebut pada Oktober 2025, serta mengusulkan agar resolusi tentang Traktat SEANWFZ kembali diajukan dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-80.
Komisi SEANWFZ sendiri merupakan pilar penting ASEAN dalam memastikan kawasan Asia Tenggara tetap bebas dari ancaman nuklir, sejalan dengan visi menciptakan lingkungan yang damai dan stabil di wilayah ini. (*/Zahra)