Nasional, gemasulawesi - Pengamat politik Hendri Satrio kembali menyuarakan kritik tajam terhadap pemerintah, khususnya terkait dengan cara pemerintah dalam menyampaikan informasi mengenai kondisi ekonomi nasional.
Kritik ini dilontarkan Hendri setelah adanya kebijakan tarif impor baru yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 2 April 2025.
Dalam kebijakan tersebut, Indonesia termasuk negara yang paling terdampak, dengan tarif mencapai 32 persen, dan hal ini dinilai berpotensi besar mengganggu kestabilan ekonomi dalam negeri.
Menanggapi hal ini, Hendri mendorong pemerintah agar lebih terbuka dan jujur kepada masyarakat tentang situasi ekonomi Indonesia.
Ia menilai bahwa transparansi informasi sangat penting agar masyarakat dapat mempersiapkan diri dengan baik dalam menghadapi tantangan ekonomi yang kemungkinan akan semakin berat di tahun ini.
Menurutnya, informasi yang disampaikan pemerintah harus mencakup kondisi pelemahan nilai tukar rupiah, dampak kebijakan ekonomi global seperti kebijakan dari Trump, serta potensi ancaman seperti pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Semestinya Pemerintah memberikan informasi tentang apa saja yang harus dipersiapkan rakyat dalam menghadapi tantangan ekonomi Negeri di tahun ini, tentang rupiah yang makin melemah, tentang kebijakan ekonomi Trump, tentang ancaman kemungkinan PHK, Rakyat kan mesti tau kondisi yang sebenar-benarnya benar, sehingga kami tidak kaget,” tulis Hendri dalam unggahannya di akun X resminya @satriohendri pada 4 April 2025.
Dalam lanjutan pernyataannya, Hendri juga mengingatkan agar pemerintah tidak terlalu sering menyampaikan narasi optimis yang tidak dibarengi dengan fakta di lapangan.
Ia menilai bahwa terlalu seringnya pemerintah menyebut bahwa negara dalam kondisi baik-baik saja justru terkesan menutupi kenyataan dan tidak mempersiapkan rakyat untuk menghadapi kemungkinan yang lebih sulit ke depan.
Sikap ini, menurut Hendri, dapat menciptakan kesan bahwa pemerintah tidak sepenuhnya jujur terhadap rakyatnya.
“Tolong tidak melulu disampaikan ‘Negara Masih Terang, Negara Masih Baik-Baik saja!’, kedepannya gimana?” sambung Hendri dalam cuitan lanjutan yang menyuarakan keresahan terhadap minimnya keterbukaan pemerintah.
Kritik Hendri ini disambut dengan berbagai tanggapan dari warganet. Banyak yang mengaku sepakat dengan pandangannya, mengingat situasi ekonomi belakangan ini memang dirasakan semakin sulit oleh masyarakat.
Salah satu tanggapan datang dari akun @fit*** yang menulis, “makanyaaa ituu... kenapa yang di framing yang aman2 saja pdhl runyam lho kondisi pemerintahan.”
Tanggapan ini mencerminkan keresahan publik terhadap narasi-narasi pemerintah yang dinilai kurang mencerminkan kondisi riil di lapangan. (*/Risco)