Politikus PDIP Guntur Romli Nilai Pemerintah Perlu Diprotes Terlebih Dahulu Baru Bisa Mendengar Keluhan Rakyat

Tangkap layar video yang menampilkan politikus PDI Perjuangan, Guntur Romli
Tangkap layar video yang menampilkan politikus PDI Perjuangan, Guntur Romli Source: (Foto/Instagram/@gunromli)

Nasional, gemasulawesi - Politikus PDI Perjuangan (PDIP), Guntur Romli, menilai bahwa pemerintah baru bisa mendengar keluhan rakyat setelah adanya gelombang protes.

Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam menanggapi langkah pemerintah yang akhirnya mempercepat pengangkatan calon pegawai negeri sipil (CPNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) 2024 setelah mendapat banyak penolakan dari publik.

Sebelumnya, pemerintah sempat mengumumkan bahwa pengangkatan CPNS 2024 akan ditunda hingga akhir tahun 2025, sementara pengangkatan PPPK 2024 dijadwalkan hingga tahun 2026.

Keputusan ini memicu kekecewaan dan gelombang protes dari masyarakat, baik melalui aksi langsung maupun melalui media sosial.

Baca Juga:
Ketua KPU RI Pastikan PSU di 4 Wilayah Siap Dilaksanakan pada Sabtu 22 Maret 2025, Berikut ini Daftar Wilayahnya

Setelah penolakan publik semakin meluas, akhirnya Presiden RI Prabowo Subianto mengambil keputusan untuk mempercepat proses pengangkatan tersebut.

Dalam instruksinya, ia meminta agar pengangkatan CPNS 2024 diselesaikan pada Juni 2025, sedangkan untuk PPPK pada Oktober 2025.

Keputusan ini mendapat respons beragam dari berbagai pihak, termasuk Guntur Romli yang menilai bahwa pemerintah kurang peka dalam mendengar aspirasi rakyat.

Melalui akun X resminya pada Selasa, 18 Maret 2025, Guntur Romli menyampaikan kritiknya secara tersirat. Ia menilai bahwa pemerintah baru akan mendengarkan suara rakyat jika sudah diprotes terlebih dahulu.

Baca Juga:
Soroti Penangkapan Oknum TNI Terduga Penembak 3 Polisi di Lampung, Umar Hasibuan: Semoga Dihukum Mati

"Emang harus diprotes dulu, baru didengerin," tulis Guntur Romli dalam cuitannya, sembari mengunggah ulang kabar mengenai percepatan pengangkatan CPNS dan PPPK 2024.

Pernyataan Guntur Romli tersebut langsung menuai berbagai tanggapan dari warganet.

Beberapa setuju dengan pendapatnya, menilai bahwa pemerintah kerap lambat dalam merespons permasalahan yang dihadapi masyarakat.

Namun, ada pula yang menilai bahwa hal ini merupakan dinamika dalam pemerintahan dan kebijakan dapat berubah mengikuti situasi yang berkembang.

Baca Juga:
Nilai Presiden Prabowo Belum Perbaiki Ekonomi dalam 5 Bulan Memimpin, Said Didu: Dampak Melanjutkan Rezim Jokowi

Salah satu warganet dengan akun @odh*** menanggapi cuitan Guntur Romli dengan sindiran terhadap pemerintah yang dianggap hanya merespons keluhan setelah mendapatkan tekanan dari masyarakat.

"Ini bukan jaman kampanye jadi kudu protes dulu," tulis akun tersebut dalam balasannya.

Komentar tersebut mencerminkan kekesalan publik terhadap pola kebijakan yang dianggap baru berubah setelah adanya desakan kuat dari masyarakat.

Banyak warganet lainnya juga mengungkapkan pendapat serupa, menganggap bahwa pemerintah seharusnya lebih responsif sejak awal tanpa perlu menunggu adanya gelombang protes terlebih dahulu. (*/Risco)

...

Artikel Terkait

wave

Ketua KPU RI Pastikan PSU di 4 Wilayah Siap Dilaksanakan pada Sabtu 22 Maret 2025, Berikut ini Daftar Wilayahnya

Ketua KPU Mochammad Afifuddin mengabarkan bahwa ada empat wilayah di Indonesia yang akan menggelar PSU pada Sabtu 22 Maret 2025

Soroti Penangkapan Oknum TNI Terduga Penembak 3 Polisi di Lampung, Umar Hasibuan: Semoga Dihukum Mati

Pegiat media sosial, Umar Hasibuan menilai bahwa hukuman mati layak diberikan kepada oknum TNI yang diduga menembak 3 polisi Lampung

Nilai Presiden Prabowo Belum Perbaiki Ekonomi dalam 5 Bulan Memimpin, Said Didu: Dampak Melanjutkan Rezim Jokowi

Pegiat media sosial, Said Didu menilai Presiden Prabowo belum beri dampak baik pada ekonomi di Indonesia selama memimpin

Hasan Nasbi Tanggapi Kekhawatiran Publik soal RUU TNI Hasilkan Dwifungsi ABRI: 71 Persen Rakyat Tak Punya Pengalaman

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi menanggapi kekhawatiran publik terkait munculnya dwifungsi ABRI akibat RUU TNI

PDIP Ikut Bahas RUU TNI, Puan Maharani Sebut Kehadiran PDI Perjuangan Justru untuk Meluruskan yang Tidak Sesuai

Puan Maharani menilai kehadiran kader PDI Perjuangan di pembahasan RUU TNI justru untuk meluruskan yang tidak sesuai

Berita Terkini

wave

Menceritakan Kisah Cinta Sejati hingga Maut Memisahkan, Inilah Sinopsis Film Romansa Sampai Titik Terakhirmu

Film Sampai Titik Terakhirmu tayang hari ini, menceritakan kisah cinta antara pasangan viral Shella Selpi Lizah dan Albi Dwizky

Inilah Sinopsis Danyang Wingit Jumat Kliwon, Film Horor tentang Unsur Mistis dalam Budaya Jawa yang Dibintangi Celine Evangelista

Danyang Wingit Jumat Kliwon adalah film horor yang dibintangi oleh Celine Evangelista, berfokus pada unsur mistis dalam budaya Jawa

Janggal, Kejati Sulteng Belum Tetapkan Tersangka Dalam Kasus Dugaan Gratifikasi 500 Juta Tiga Proyek Jalan di Parigi Moutong

Sudah disita Kejati ratusan juta dana dugaan hasil gratifikasi, tapi anehnya belum ada tindaklanjut dari pihak kejaksaan.

Jadi Debut Bunda Corla di Layar Lebar, Inilah Sinopsis Mertua Ngeri Kali, Film Drama Komedi yang Lucu sekaligus Menyentuh Hati

Mertua Ngeri Kali adalah film drama komedi yang menghibur sekaligus menyentuh hati, dibintangi Bunda Corla yang kocak

Menyoroti Misteri dan Kepercayaan seputar Gunung Merbabu, Inilah Sinopsis Film Horor Kuncen

Kuncen adalah film horor yang akan hadir di bioskop November mendatang, membawa kisah seputar mitos di Gunung Merbabu


See All
; ;