Nasional, gemasulawesi – Perum Bulog menyatakan mereka menjamin ketersediaan stok beras selama tahun 2024.
Selain itu, Perum Bulog juga menjamin kestabilan harga beras selama tahun 2024.
Menurut Perum Bulog, hal tersebut dikarenakan pemerintah melakukan impor beras dengan total kuota sekitar 3,6 juta ton.
Baca Juga:
Dalam Rangka Mencapai Kesucian Jiwa, Wapres Sebut Ramadhan Adalah Madrasah untuk Umat Islam
Bayu Krisnamurthi, yang merupakan Direktur Utama Perum Bulog, menyebutkan jika pihaknya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia untuk penambahan kuota 1,6 juta ton beras.
“Ketetapan awalnya sekitar 2 juta ton beras impor selama tahun 2024,” katanya.
Bayu Krisnamurthi menyampaikan jika sampai dengan saat ini, jumlah beras yang diimpor cukup untuk memperkuat stok beras yang telah ada.
Baca Juga:
Angkat Bicara, BPKN Sebut Insiden Batik Air Mencederai Hak Konsumen
“Sekaligus juga untuk melaksanakan sejumlah program yang dibuat oleh yang telah ditugaskan pemerintah sebelumnya,” ujarnya.
Diketahui jika program-program pemerintah tersebut, yaitu bantuan pangan untuk 22 juta KPM atau keluarga penerima manfaat, penjualan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) yang disesuaikan dengan HET atau harga eceran tertinggi hingga memberikan dukungan terhadap penggilingan padi.
Dukungan juga diberikan untuk distributor dengan penjualan komersial.
Menurut Bayu, semua program tersebut telah tetap dapat dijaga untuk dilaksanakan.
“Serta menjaga stok beras agar jangan sampai turun dan juga tidak boleh lebih kecil dari sekitar 1 juta ton beras,” ucapnya.
Bayu mengungkapkan jika pihaknya mengelola hal tersebut dengan impor dari negara-negara sahabat dan juga mitra dengan jumlah yang cukup.
Baca Juga:
Mengejutkan Netizen, Nama Erina Gudono Masuk di Bursa Bupati dan Wakil Bupati Sleman
“Jutaan ton beras tersebut hampir keseluruhan diimpor dari negara-negara Asia, seperti Myanmar, Kamboja, Vietnam dan juga Pakistan,” terangnya.
Bayu menambahkan menyusul juga India setelah negara tersebut kembali masuk ke pasar internasional.
“Bulog juga akan terus memantau impor beras dengan kuota sekitar 3,6 juta ton selama tahun 2024,” jelasnya.
Bayu juga menuturkan jika Bulog akan mempertimbangkan masa panen raya di Indonesia yang terjadi di bulan Maret hingga bulan Mei mendatang.
Namun, diakui Bayu jika mulai bulan Juni hingga Desember telah mulai memasuki masa paceklik kembali.
“Jadi, Bulog mengelola importasi dengan urutan waktu yang juga disesuaikan dengan kebutuhan di dalam negeri,” pungkasnya. (*/Mey)