Nasional, gemasulawesi - Gagasan program capres dan cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menggunakan dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) untuk melaksanakan program makan siang gratis di sekolah mendapat kritik keras dari Federasi Serikat Guru Indonesia.
Pembahasan penggunaan dana BOSP untuk mendanai program makan siang gratis yang disimulasikan oleh Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo - Gibran, pertama kali dimulai dalam acara makan siang gratis yang diadakan di SMP Negeri 2 Curug - Tangerang, Provinsi Banten beberapa hari lalu.
Ketua Dewan Pakar FSGI, Retno Listyarti menerangkan rencana penggunaan dana BOSP untuk membiayai program makan siang gratis di sekolah merupakan bentuk pemerataan layanan pendidikan yang adil dan berkualitas.
Pada dasarnya, dana BOS adalah uang negara yang dipakai untuk membiayai belanja non personalia bagi satuan pendidikan dasar dan menengah.
Dana ini ditujukan untuk melaksanakan program wajib belajar dan berbagai kegiatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tidak ada satupun peraturan yang memperbolehkan dana BOS dipakai untuk membiayai makan siang gratis seluruh peserta didik.
Retno menegaskan, dana BOS merupakan program pemerintah Indonesia yang memberikan dukungan finansial kepada sekolah negeri dan swasta di seluruh Indonesia.
Jika ditotal, dana BOS yang dikeluarkan pemerintah untuk sekolah-sekolah saat ini sebesar Rp 59,09 triliun per tahun.
Sementara itu, biaya untuk makan siang gratis sebesar Rp 450 triliun per tahun.
Retno menilai dana BOS yang ada saat ini tidak mungkin digunakan untuk membayar makan siang gratis karena penyelenggaraan layanan pendidikan akan ditangguhkan.
Hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA) bulan Desember 2023 menunjukkan bahwa Indonesia tidak tergolong negara dengan anak-anak yang mengalami kekurangan makan, terutama siswa bersekolah di semua jenjang pendidikan.
FSGI mengatakan ratusan triliun anggaran makan siang gratis di sekolah akan lebih baik digunakan untuk membangun sekolah menengah umum dan sekolah kejuruan serta mempekerjakan guru.
Baca Juga:
Dipimpin Kadis, Dinsos Parigi Moutong Gelar Rapat Persiapan Kunjungan Kerja Menteri Sosial
"Ada beberapa sekolah yang dapat BOS Afirmasi, tapi jumlahnya hanya sedikit sekolah," ucap Retno.
Retno juga mengaku tidak yakin dengan jumlah dana BOS Afirmasi bisa memenuhi biaya makan siang gratis selama satu tahun.
Lebih lanjut, ia juga mempertanyakan nasib sekolah yang tidak memperoleh BOS Afirmasi karena dana BOS Reguler masih minim.
Retno mengatakan, dana BOS yang dikelola sekolah saat ini masih perlu ditingkatkan karena besaran dana BOS yang dikelola sekolah sebenarnya bergantung pada jumlah siswa.
Jika dana BOS yang diberikan dan diterima besar, tentunya layanan pendidikan dapat berjalan baik.
Sebaliknya, jika dana BOS dipakai untuk program makan siang gratis maka, ia menilai jumlah dana yang diperoleh sekolah tidak akan cukup. (*/Lutfia)