Nasional, gemasulawesi – Mengenai kabar jika Prabowo Subianto terlibat dengan dugaan korupsi dan juga penyuapan dalam pembelian jet tempur Mirage bekas yang dilakukan dengan pemerintah Qatar, Ketua Tim Pembela Prabowo-Gibran, Yusril Ihza Mahendra, menyatakan jika itu hoaks.
Menurut Yusril Ihza Mahendra, kabar tersebut adalah hoaks paling besar yang dilakukan media menjelang Pemilu yang akan dilakukan pekan depan.
Yusril Ihza Mahendra menegaskan jika berita hoaks tersebut adalah pembusukan politik yang dilakukan menjelang voting day.
Sebelumnya, sebuah media asing menyebutkan jika Prabowo Subianto terkait dengan dugaan korupsi dan juga penyuapan senilai 55,4 juta USD dalam pembelian pesawat jet tempur jenis Mirage bekas.
Uang hasil korupsi tersebut dikabarkan menjadi modal untuk Prabowo Subianto maju ke Pemilu 2024 sebagai capres.
“Untuk pembelian pesawat bekas tersebut tidak pernah dilakukan dikarenakan anggaran negara yang terbatas,” ujarnya.
Yusril menerangkan bahwa meskipun perjanjian tersebut telah sama-sama disepakati, namun, pemerintah RI tidak pernah membelinya.
Dia juga menambahkan jika pemerintah Indonesia tidak pernah mendapatkan penalti karena pembatalan pembelian pesawat.
“Saat itu, pemerintah Qatar memang menginginkan RI membelinya secara tunai, namun, RI ingin membeli pesawat dengan menggunakan cara kredit,” terangnya.
Yusril Ihza Mahendra menuturkan oleh sebab itu, pemerintah RI memilih untuk menggunakan agen perusahaan yang berasal dari Republik Ceko.
“Namun, karena anggaran yang dimiliki terbatas, melakukan pembelian pesawat jet tempur bekas dengan cara kredit juga pada akhirnya tidak jadi untuk dilakukan,” katanya.
Sementara itu, terkait dengan investigasi yang dilakukan oleh badan anti korupsi Uni Eropa kepada Prabowo Subianto selaku Menteri Pertahanan, dia juga menegaskan tidak pernah ada pemeriksaan yang dilakukan kepada Prabowo Subianto.
Yusril menyatakan jika investigasi tersebut memang ada, maka pihak agen dari Republik Ceko dan juga pihak Qatar akan terlebih dahulu diinvestigasi.
“Namun, hal itu tidak pernah terjadi,” ucapnya.
Dia menekankan jika media yang memberitakannya bukanlah media yang memiliki kredibilitas.
Baca Juga:
Jadwal Ulang Pemeriksaan Bupati Sidoarjo, KPK Yakini Keterangannya Dapat Membuat Terang Kasus
“Pemberitaannya juga tidak dapat dipercaya,” tandasnya. (*/Mey)