Internasional, gemasulawesi – Ketua Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan, Kaddoura Fares, menyatakan jika pemimpin Fatah, Marwan Barghoutti, telah dipindahkan oleh penjajah Israel ke sel isolasi di Penjara Ayalon.
Penjara Ayalon sebelumnya juga dikenal dengan nama Penjara Ramla.
Disebutkan jika pernyataan tersebut membenarkan pengumuman dari Menteri Keamanan Nasional penjajah Israel, Itamar Ben-Gvir, yang pekan lalu mengatakan jika Marwan Barghoutti ditempatkan di sel isolasi.
Kaddoura Fares melanjutkan jika pemindahan pemimpin Fatah yang terjadi berulang kali juga dilakukan dengan mencegah pengacaranya mengunjungi Marwan Barghoutti di penjara.
“Ini menimbulkan ketakutan akan nyawanya dan kami juga menyerukan intervensi dari lembaga internasional dan badan lokal yang terkait,” katanya.
Marwan Barghoutti adalah seorang pemimpin terkemuka dalam Intifada Pertama dan Intifada Kedua.
Dia dihukum oleh pengadilan penjajah Israel atas 5 tuduhan pembunuhan pada tahun 2004.
Hamas dikabarkan telah berulang kali menyerukan pembebasannya.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan jika pasukan penjajah Israel di akhir pekan telah melakukan 13 pembantaian terhadap keluarga Gaza yang menyebabkan 127 orang tewas dan melukai 205 orang lainnya.
Baca Juga:
Masih Ada Sekitar 200 Pasien, Kepala WHO Sebut RS Nasser Tidak Berfungsi Lagi
Kementerian Kesehatan Gaza juga menegaskan jika pasukan penjajah Israel mencegah kru ambulans dan pertahanan sipil untuk menjangkau sejumlah orang yang terluka dan orang-orang yang berada di bawah reruntuhan.
Sementara itu, para pemukim penjajah Israel dilaporkan membakar kendaraan dan juga merusak properti milik warga Palestina di Turmus Aya yang berada di Tepi Barat.
Para pemukim penjajah Israel juga dikabarkan menyemprotken grafiti kebencian di dinding-dinding di Turmus Aya yang terletak di timur laut Ramallah.
Mengingat sampah yang menumpuk dan limbah yang meluap ke jalan-jalan di Jalur Gaza, infeksi penyakit juga dilaporkan meningkat di kalangan pengungsi Palestina.
Di sisi lain, pelapor khusus PBB untuk Palestina, Franseca Albanese, mengecam janji Benjamin Netanyahu untuk melanjutkan serangan darat penjajah Israel di Rafah di Jalur Gaza.
“Bagaimana mungkin kita akan membiarkan Nakba terjadi lagi?” pungkasnya. (*/Mey)