Internasional, gemasulawesi – Menurut sumber setempat, pasukan penjajah Israel menahan sebentar sekelompok aktivis asing di Desa Umm al-Khair yang berada di daerah Masafer Yatta di sebelah selatan Hebron.
Peristiwa yang terjadi pada hari Kamis, tanggal 3 Juli 2025 waktu setempat, tersebut terjadi ketika para tentara penjajah Israel yang didampingi oleh para penjajah menghentikan para aktivis saat mereka sedang mendokumentasikan serangan yang sedang berlangsung terhadap warga Palestina setempat.
Menurut beberapa saksi, beberapa orang dipaksa untuk duduk di bawah matahari yang sedang terik.
Mereka menambahkan orang-orang tersebut adalah yang ditahan dan mereka duduk untuk waktu yang lama.
Baca Juga:
Seorang Tahanan Palestina Kehilangan Kemampuan Bergerak Akibat Penyiksaan di Penjara Penjajah Israel
Diketahui bahwa para aktivis berada di daerah tersebut untuk menunjukkan solidaritas dengan masyarakat setempat yang telah berulang kali menghadapi kekerasan pemukim dan ancaman penggusuran.
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal PBB ‘terkejut’ oleh krisis kemanusiaan yang semakin dalam di Jalur Gaza ketika warga Palestina menghadapi gelombang pengungsian massal lainnya dengan hanya sedikit tempat yang dapat dituju.
Serangan penjajah Israel yang terjadi dalam beberapa hari terakhir telah menewaskan sejumlah warga Palestina di lokasi-lokasi yang menampung orang-orang terlantar dan lainnya yang berupaya mengakses pasokan penting.
Serangan tersebut juga serta melukai sejumlah warga Palestina.
Hal tersebut disampaikan oleh Juru Bicara PBB, Stéphane Dujarric, pada hari Kamis, tanggal 3 Juli 2025 waktu setempat.
Dia mengatakan Sekjen PBB mengutuk keras hilangnya nyawa warga sipil Palestina.
Hampir 30.000 orang terpaksa mengungsi berdasarkan perintah relokasi baru penjajah Israel hanya dalam 1 hari minggu ini.
Mereka melakukannya tanpa tempat aman untuk dituju dan pasokan tempat berlindung, makanan, obat-obatan atau air yang jelas tidak memadai.
Baca Juga:
Serangan Penjajah Israel Tewaskan 14 Warga Palestina di Kamp Pengungsi Nuseirat Jalur Gaza Tengah
Karena tidak ada bahan bakar yang masuk ke wilayah Jalur Gaza selama lebih dari 17 minggu, kepala PBB juga ‘sangat khawatir bahwa jalur kehidupan terakhir untuk bertahan hidup sedang terputus’.
Dujarric juga menambahkan tanpa pasokan bahan bakar, maka inkubator akan mati, ambulans tidak akan dapat menjangkau yang terluka dan sakit, serta air tidak dapat dimurnikan. (*/Mey)