Internasional, gemasulawesi – Mengingat saat ini sentimen pro Palestina meningkat di seluruh dunia dan kritikan untuk penjajah Israel semakin gencar dikarenakan pembunuhan puluhan ribu warga Palestina, Perdana Menteri penjajah Israel, Benjamin Netanyahu, tetap menentang.
Menurut Benjamin Netanyahu, jika diperlukan, penjajah Israel akan berdiri sendiri.
“Jika memungkinkan untuk penjajah Israel merekrut negara-negara di dunia, maka itu akan jauh lebih baik,” katanya.
Netanyahu menambahkan jika penjajah Israel tidak membela diri, maka tidak akan ada yang membela penjajah Israel.
“Kekuatan yang dimiliki oleh penjajah Israel adalah yang saya dengar disini, penjajah Israel tidak memiliki yang lain,” tuturnya kemarin, 2 Mei 2024, waktu penjajah Israel.
Sebelumnya, Benjamin Netanyahu menegaskan kembali janjinya untuk melancarkan invasi darat ke Rafah, yang berada di Jalur Gaza selatan terlepas dari kesepakatan dengan Hamas atau tentangan dari Amerika Serikat yang merupakan sekutunya.
Di sisi lain, Qatar mengutuk dengan tegas ancaman penjajah Israel untuk menyerbu Rafah dan juga menyatakan penolakan tegas mereka terhadap operasi militer apapun di wilayah Rafah.
“Serangan yang seperti itu akan menjadi bencana kemanusiaan,” ujar Sheikha Alya Ahmed bin Saif Al Thani, yang merupakan Perwakilan Qatar untuk PBB.
Utusan Qatar tersebut menyampaikan hal ini menandai kemunduran dalam upaya membawa perdamaian di kawasan.
“Yang Mulia menekankan posisi tegas dari Qatar mengenai legitimasi dan juga keadilan permintaan Palestina untuk keanggotaan penuh PBB, terutama dikarenakan permintaan Palestina memenuhi persyaratan dan juga standar yang tercantum dalam Pasal 4 Piagam PBB,” ucapnya.
Di sisi lain, dilaporkan jika 2.000 orang telah ditangkap sejak pertengahan April lalu, ketika mahasiswa Universitas Columbia menduduki kampus mereka dan memulai gelombang protes pro-Palestina yang dipimpin oleh mahasiwa di seluruh Amerika Serikat.
Sementara itu, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, menyatakan penjajah Israel harus mencegah serangan yang lebih lanjut terhadap konvoi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza.
Diketahui jika pernyataan tersebut muncul setelah serangan yang dilakukan oleh pengunjuk rasa penjajah Israel terhadap 2 konvoi bantuan kemanusiaan dari Yordania ketika sedang dalam perjalanan menuju ke Jalur Gaza. (*/Mey)