Internasional, gemasulawesi – Save The Children, yang merupakan salah satu organisasi non-pemerintah internasional, menyatakan jika dampak psikologis dari perang di Jalur Gaza sangat tragis.
Soraya Ali dari Save The Children mengungkapkan jika dia sempat berbincang dengan salah satu warga Palestina yang mengatakan bahwa lebih dari sekadar makanan, dia membutuhkan dukungan mental.
“Hal ini benar-benar menunjukkan konsekuensi jangka panjang dari perang ini terhadap anak-anak dan keluarga di Jalur Gaza,” katanya.
Dia menambahkan jika trauma perang akan menimbulkan dampak jangka panjang di Jalur Gaza.
“Warga Palestina telah dan juga harus mengungsi berkali-kali dan sekarang di wilayah selatan Jalur Gaza, mereka tidak memiliki tempat lagi untuk pergi,” ujarnya.
Ali menegaskan jika semua orang dapat melihat dengan jelas dampak perang terhadap rakyat Palestina.
Baca Juga: 
Mencoba Mendapatkan Bantuan yang Jatuh ke Laut, 7 Orang Warga Palestina Dikabarkan Tenggelam
Sementara itu, situasi juga dilaporkan semakin buruk di seluruh Jalur Gaza bagian utara, dengan kekurangan makanan dan juga air yang parah.
Selain itu, fasilitas pembuangan limbah dan juga pasokan kesehatan juga tidak memadai.
Dikabarkan jika itu menyebabkan penyebaran penyakit diantara para pengungsi Palestina.
Baca Juga: 
Masih Belum Dihentikan, Pasukan Penjajah Israel Dilaporkan Menyerbu Nablus di Tepi Barat
Sedangkan mengenai makanan, sejak awal serangan di Jalur Gaza, stoknya dikabarkan telah kosong.
Diketahui jika rakyat Palestina juga mengonsumsi pakan ternak, namun, kini pakan ternak juga telah habis.
Dari segi air, masyarakat yang mempunyai akses terhadap air minum bersih dinilai hidup mewah.
Selain itu, resolusi gencatan senjata Dewan Keamanan PBB dikabarkan sama sekali tidak menghalangi penjajah Israel untuk melanjutkan serangannya di Jalur Gaza.
Selama 24 jam terakhir, terjadi serangan besar-besaran di Rafah, yang mengakibatkan 24 orang tewas, dengan mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.
Para korban luka telah dibawa ke RS Abu Youssef al-Najjar dan RS Kuwait.
Namun, seringkali pendarahan dibiarkan berjam-jam hingga dokter dan staf medis dapat menanganinya.
Pasukan penjajah Israel juga melanjutkan serangan mereka ke RS al-Shifa dan daerah di sekitarnya, yang disertai dengan penangkapan terhadap beberapa orang warga Palestina.
“Laki-laki ditangkap dan perempuan dipaksa pindah ke Jalur Gaza sebelah selatan,” ucap salah satu sumber lokal yang tidak disebutkan namanya. (*/Mey)
 
             
                                     
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                  
                                  
                                  
                                  
                                  
                     
                     
                     
                                         
                                