Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, pasukan penjajah Israel telah melakukan penangkapan massal terhadap lebih dari 20 orang yang mereka sebut dengan teroris di RS Nasser.
RS Nasser diketahui merupakan salah satu rumah sakit yang berada di Khan Younis yang berada di sebelah selatan Jalur Gaza.
Dalam pernyataannya, militer penjajah Israel menyampaikan bahwa operasi militer yang dilakukan mereka di RS Nasser didasarkan pada informasi intelijen yang mengindikasikan adanya aktivis teroris oleh Hamas di RS Nasser.
Baca Juga:
Bantuan Kemanusiaan Sedikit, Mayoritas Warga Palestina di Rafah Dilaporkan Kelaparan
“Warga Palestina yang ditangkap terlibat dalam Operasi Banjir Al-Aqsa,” kata mereka.
Lebih lanjut, militer penjajah Israel menambahkan jika puluhan tersangka lainnya telah ditahan untuk diinterogasi.
“Selama dilakukan penggeledahan di rumah sakit, pasukan penjajah Israel menemukan mortir, granat dan juga senjata yang lainnya yang merupakan milik Hamas,” ujar mereka.
Di sisi lain, ketua Konferensi Keamanan Munich, Christoph Heusgen, mengatakan jika seratus lima puluh wilayah di PBB meminta gencatan senjata di Jalur Gaza.
“Dan jika publik melihat seruan organisasi PBB, saya pikir satu-satunya jalan keluar adalah dengan meminta gencatan senjata untuk dapat mengakhiri penderitaan rakyat Palestina,” jelasnya.
Sementara itu, Dr Nahed Abu Taima, yang merupakan direktur RS Nasser, menyatakan jika situasi di rumah sakit adalah bencana.
Dr Nahed Abu Taima mengakui jika semua pasien, termasuk mereka yang terluka terpaksa dipindahkan ke gedung lama RS Nasser.
“Pasukan penjajah Israel mengumpulkan pasien dan juga masyarakat sipil yang berlindung di rumah sakit,” terangnya.
Dr Nahed Abu Taima menerangkan jika listrik diputus di seluruh kompleks medis.
Baca Juga:
Masih Lakukan Agresi, Menlu Italia Sebut Penjajah Israel Membunuh Terlalu Banyak Warga Sipil
“Banyak pasien yang dirawat di ICU dan mereka yang mendapatkan pasokan oksigen, serta mereka yang menjalani dialisis harus berjuang untuk hidup mereka sejak jam 3 pagi kemarin,” paparnya.
Dr Nahed Abu Taima menerangkan jika para pegawai rumah sakit hanya dapat berdiri tidak berdaya dan tidak mampu memberikan bantuan medis dalam bentuk apapun untuk mereka yang membutuhkannya. (*/Mey)