Internasional, gemasulawesi – Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina atau PRCS mengatakan jika sekarang tidak ada lagi tempat di Jalur Gaza yang aman untuk mengungsi untuk rakyat Palestina.
Nebal Farsakh yang merupakan juru bicara PRCS mengatakan jika kini Rafah telah menampung hampir seluruh penduduk Jalur Gaza.
“Sejak perang meletus, orang-orang telah mengungsi ke Rafah mengikuti perintah evakuasi dari penjajah Israel,” katanya.
Farsakh menambahkan jika bahkan terdapat keluarga yang melakukan pengungsian hingga 10 kali.
“Pertanyaannya adalah kemana orang harus pergi? Tidak ada tempat yang aman sama sekali karena perang ini dan juga tidak ada cara untuk mengungsi,” ujarnya.
Nabel Farsakh menyebutkan jika selain itu, infrastruktur juga telah rusak total.
“Kurangnya transportasi yang tersedia juga membuat masyarakat Palestina tidak dapat pergi kemana pun,” jelasnya.
Di sisi lain, militer penjajah Israel telah meningkatkan serangan mereka terhadap Rafah ketika warga Palestina disana sedang bersiap untuk menghadapi kemungkinan invasi darat.
Serangan udara telah menyebabkan kerusakan besar di Rafah, termasuk rumah, tempat usaha dan juga masjid.
Sekitar 1,4 juta warga Palestina berada di Rafah setelah meninggalkan rumah mereka di wilayah Gaza tengah dan Gaza utara dikarenakan serangan penjajah Israel.
Menurut laporan, sekitar 16.000 orang kini tinggal per km persegi di Rafah yang berbatasan langsung dengan Mesir.
Laporan lainnya menyebutkan jika pengadilan Belanda telah memerintahkan pemerintah untuk menghentikan pengiriman suku cadang jet tempur F-35 yang digunakan penjajah Israel dalam serangan udara yang mereka lakukan di Jalur Gaza.
Disebutkan jika perintah tersebut dikeluarkan oleh pengadilan Belanda setelah organisasi hak asasi manusia mengajukan banding terhadap keputusan pengadilan yang sebelumnya menolak argumen yang diberikan oleh mereka.
Argumen yang dimaksudkan adalah bahwa penyediaan suku cadang memiliki kontribusi terhadap dugaan pelanggaran hukum internasional oleh penjajah Israel.
Sementara itu, serangan yang dilakukan penjajah Israel telah menyebabkan lebih dari 28 ribu orang rakyat Palestina tewas sejak tanggal 7 Oktober 2023. (*/Mey)