Internasional, gemasulawesi – Badan Kemanusiaan PBB, OCHA, menyatakan jika penjajah Israel telah membebaskan sekitar 88 orang warga Palestina yang selama ini ditahan dalam beberapa hari terakhir.
OCHA menerangkan jika ke-88 orang tahanan Palestina tersebut termasuk dengan 1 orang anak yang dilaporkan tanpa pendamping.
OCHA menyampaikan jika para tahanan Palestina yang dibebaskan tersebut sangat membutuhkan pakaian dan juga sepatu musim dingin.
“Mereka juga memerlukan tenda selain bantuan tunai,” ujar mereka.
OCHA menambahkan para tahanan Palestina tersebut juga telah meminta bantuan untuk mengambil barang-barang pribadi miliki mereka yang disita saat ditahan oleh pasukan penjajah Israel.
Diketahui jika para tahanan Palestina tersebut termasuk dengan 60 orang pria dari Jalur Gaza yang dibebaskan di penyeberangan Kerem Shalom.
28 orang lainnya dibebaskan di 2 sekolah milik UNRWA di Rafah.
“6 orang tahanan Palestina harus dipindahkan ke fasilitas kesehatan setelah perawatan medis awal dan juga karena memerlukan pertolongan pertama psikologis,” ujar mereka.
Di sisi lain, tekanan terhadap Perdana Menteri penjajah Israel, Benjamin Netayahu, dilaporkan semakin meningkat.
Selama sepekan terakhir ini, Menteri Keamanan Nasional penjajah Israel, Itamar Ben-Gvir, dan Menteri Keuangan penjajah Israel, Bezalel Smotrich, mengungkapkan ancaman mereka akan meninggalkan pemerintahan jika Netanyahu melakukan kesepakatan yang dianggap tidak menguntungkan untuk penjajah Israel.
Kesepakatan tersebut juga termasuk dengan pembebasan ribuan tahanan Palestina dari penjara-penjara penjajah Israel.
Benjamin Netanyahu juga dikabarkan mendapatkan tekanan dari Benny Gantz yang merupakan oposisi yang sebelumnya telah bergabung dengan pemerintahan darurat Netanyahu.
“Jika Netanyahu terus mengalah ke sayap kanan, maka saya akan meninggalkan pemerintahan darurat,” ujarnya.
Tekanan untuk Netanyahu juga terus meningkat dari keluarga para tawanan yang masih berada di Jalur Gaza.
Para keluarga tawanan itu mengatakan jika selama sekitar 4 bulan ini pemerintah telah mengecewakan mereka.
Mereka juga menyebutkan jika pemerintah penjajah Israel tidak akan membantu mereka dalam upaya untuk memulangkan para tawanan. (*/Mey)