Masih Terus Agresi, UNICEF Perkirakan 17 Ribu Anak di Gaza Tidak Didampingi atau Terpisah dari Keluarga

Ket. Foto: UNICEF Menyatakan Terdapat Perkiraan Sekitar 17 Ribu Anak di Jalur Gaza Terpisah atau Tidak Didampingi oleh Keluarga
Ket. Foto: UNICEF Menyatakan Terdapat Perkiraan Sekitar 17 Ribu Anak di Jalur Gaza Terpisah atau Tidak Didampingi oleh Keluarga Source: (Foto/Instagram/@unrwa)

Internasional, gemasulawesi – Baru-baru ini, UNICEF menyatakan jika di tengah pembantaian yang terus dilakukan penjajah Israel di Jalur Gaza, belasan ribu anak di bawah umur dilaporkan terpisah dari keluarga mereka.

UNICEF juga menyebutkan jika belasan ribu anak di Jalur Gaza tersebut tidak didampingi oleh keluarga mereka.

Menurut perkiraan UNICEF, sekitar 17.000 anak di Jalur Gaza tidak didampingi atau terpisah dari keluarga mereka.

Baca Juga:
Sebut Misi Selesai di Khan Younis, Menteri Pertahanan Penjajah Israel Nyatakan Akan Alihkan Perhatian ke Rafah

Jonathan Crickx yang merupakan juru bicara utama UNICEF di Palestina mengungkapkan pada pengarahan PBB di Jenewa, Swiss, jika anak-anak tidak ada hubungannya dengan konflik yang terjadi di Palestina.

“Namun, mereka menderita,” katanya.

Jonathan Crickx juga menerangkan jika perkiraan angka tersebut setara dengan 1% dari keseluruhan populasi pengungsi yang jumlahnya mencapai 1,7 juta orang.

Baca Juga:
Menyamar untuk Membunuh di Rumah Sakit, Serangan Penjajah Israel terhadap Layanan Kesehatan Palestina Disebut Sistematis

Dalam kesempatan yang sama, Crickx juga menggarisbawahi bahwa setelah hampitr 4 mengalami agresi, semua anak di Jalur Gaza diyakni membutuhkan dukungan kesehatan mental.

Dia menegaskan jika kesehatan mental dari kaum anak di Palestina sangat terkena dampaknya.

Laporan menyebutkan jika sebelum agresi yang dimulai di tanggal 7 Oktober 2023 lalu, sekitar 500.000 anak di Jalur Gaza telah membutuhkan bantuan mental, namun, saat ini, setelah perang, lebih dari 1 juta anak membutuhkannya.

Baca Juga:
Salah Satu Korban Lain, Kisah Seorang Wanita Muda yang Ditembak Mati di Tepi Barat

Jonathan Crickx menyampaikan jika anak-anak di Jalur Gaza telah menunjukkan gejala-gejala yang mengkhawatirkan, seperti kecemasan yang sangat tinggi dan kehilangan nafsu makan.

“Mereka juga tidak bisa tidur, memiliki emosi yang meledak-ledak atau panik setiap kali mendengar ledakan,” ujarnya.

Jonathan Crickx memaparkan jika UNICEF dan mitra-mitranya telah memberikan dukungan kesehatan mental dan juga psikososial yang anak-anak Gaza butuhkan.

Baca Juga:
Tentang Zona Penyangga, Penjajah Israel Dilaporkan Hampir Mencapai Kesepakatan dengan Mesir untuk Ambil Kendali

“Kami memberikannya ke lebih dari 40 ribu anak dan juga 10 ribu pengasuh dari sejak awal konflik di Jalur Gaza,” jelasnya.

Hingga kini, serangan penjajah Israel telah membunuh lebih dari 27 ribu rakyat Palestina dan lebih dari 66 ribu orang dilaporkan terluka. (*/Mey)

...

Artikel Terkait

wave
Tidak Mampu Membelinya, Rakyat Palestina Kini Memilih Memperbaiki Sandal Mereka ke Tukang Sepatu

Rakyat Palestina dilaporkan kini lebih memilih untuk memperbaiki sandal dan sepatu mereka ke tukang sepatu karena tidak mampu membelinya.

Bentrokan Tepi Barat, Pasukan Penjajah Israel Melakukan Serangan di Jenin, Nablus dan Hebron

Laporan menyatakan pasukan penjajah Israel menyerang Nablus, Hebron dan Jenin yang terletak di Tepi Barat, Palestina.

Pertempuran Sengit Terjadi di Sekitar, OCHA Sebut RS Nasser dan Al Amal Derita Kekurangan Oksigen yang Serius

OCHA melaporkan RS Nasser dan RS Al-Amal menderita kekurangan oksigen yang serius untuk merawat para pasien di rumah sakit.

Dilakukan Larut Malam, Pemukim Penjajah Israel Dilaporkan Merusak 450 Pohon Zaitun dan Almond di Tepi Barat

Menurut laporan, 450 pohon zaitun dan pohon almond dirusak oleh pemukim penjajah Israel di wilayah Tepi Barat, Palestina.

Serang Komunitas Palestina di Tepi Barat, AS Jatuhkan Sanksi untuk Beberapa Pemukim Penjajah Israel

Menurut laporan, Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi untuk sejumlah pemukim penjajah Israel yang melakukan penyerangan di Tepi Barat.

Berita Terkini

wave

Kala Jaring dan Gelombang Seismik Berbenturan di Teluk Tomini

Nelayan Parigi moutong gelar aksi demo buntut dari puluhan rompon diputus oleh tim survey potensi Migas di perairan teluk tomini.

Dugaan Monopoli Tambang Ilegal di Buranga: Sosok 'Reny' Asal Jawa Barat Jadi Sorotan

Sosok reni pelaku tambang ilegal di Desa Buranga yang disebut-sebut kebal hukum dan beroperasi dibekas lahan yang pernah menelan korban jiwa

Dugaan Dominasi Tambang Ilegal di Desa Tombi: Peran Haji Anjas dan Infrastruktur Talang Raksasa

Kuatnya bekingan Kelompok Haji Anjas hingga saat ini belum tersentuh oleh Aparat penegak Hukum berkaitan dengan pengelolaan tambang ilegal.

SMART GOV dan CITIGOV untuk Tekan Kebocoran PAD di Parigi Moutong

Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) terus memacu transformasi digital dalam sektor perpajakan dan ekspansi digitalisasi ke sektor retribusi.

Doktrin Baru Pendapatan Parigi Moutong, Menakar Kompas Fiskal 2024-2026

Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Parigi Moutong resmi menetapkan "kompas" baru bagi arah kebijakan fiskal daerah


See All
; ;