Internasional, gemasulawesi – Baru-baru ini, pakar Yvonne Ridley, pernah menyebutkan jika nyanyian favorit untuk sebagian penggemar sepak bola di daerah London Timur adalah ‘tidak ada yang menyukai kami, kami tidak peduli’, yang diidentikkannya dengan Israel sekarang.
Yvonne Ridley menyatakan jika sulit bagi beberapa orang yang seperti dirinya untuk tidak menarik persamaan antara para penggemar Millwall Football Club dan apa yang disebutnya ‘negara nakal Israel’.
Yvonne Ridley menyampaikan jika selama bertahun-tahun ini, baik penggemar Millwall Football Club dan Israel menikmati reputasi buruk yang dilahirkan dari kekerasan tanpa pandang bulu, premanisme dan berbagai perilaku buruk lainnya yang mereka lakukan.
“Meskipun budaya sepak bola yang kontemporer sekarang telah memaksa para penggemar Millwall untuk akhirnya membersihkan tindakan mereka, Israel tidak belajar apapun dari sejarah berdarahnya yang selama bertahun-tahun ini ataupun opini publik,” katanya.
Dia menambahkan jika pemberitaan yang sangat jujur dan brutal yang dilakukan oleh para jurnalis Palestina telah membuat mereka menanggung akibat yang sangat besar yang tentunya mengancam nyawa mereka.
“Tidak butuh lama untuk masyarakat dunia untuk memutuskan di pihak mana mereka berada dengan sebagian besar orang memilih untuk berpihak pada Palestina,” ujarnya.
Baca Juga: Agresi Belum Selesai, Pakar Sebut PBB Dapatkan Kuntungan dari Genosida Penjajah Israel
Ridley menuturkan jika masih terlalu dini untuk mengatakan hasil militer yang akan terjadi, namun, saat ini Israel tidak menang yang dibuktikan dengan kejamnya tindakan yang sedang mereka lakukan sekarang.
“Terlebih lagi, Israel hingga kini masih belum menghancurkan Hamas dan juga tidak mungkin terjadi,” ucapnya.
Yvonne Ridley memaparkan jika ada kemenangan untuk siapa pun, maka rakyat Palestinalah yang telah menunjukkan keberanian, martabat dan ketahanan yang luar biasa.
Baca Juga: Jadi Lambang, Ini tentang Keffiyeh Palestina yang Disebut Simbol Solidaritas yang Kontroversial
“Saya juga meyakini jika para strategi militer akan mengkaji perang gerilya yang heroik dan pertempuran asimetris yang ditunjukkan oleh Hamas,” tuturnya.
Pakar tersebut menerangkan bahwa pihak yang paling dirugikan dalam perang ini adalah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, namun, itu secara politik.
“Hal ini dikarenakan Netanyahu telah menunjukkan dirinya sebagai pemimpin yang buruk yang tidak memiliki disiplin yang tampaknya menghabiskan terlalu banyak waktu membuat video tentang diri mereka sendiri sambil melakukan pengrusakan disana-sini,” jelasnya.
Baca Juga: Masih Lancarkan Agresi, Hampir 66 Persen Pekerjaan di Gaza Hilang Sejak Perang Dimulai
Ridley memaparkan dalam menikmati reputasinya yang penuh kebencian, Israel jelas-jelas mencetak gol bunuh diri. (*/Mey)
Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.