Internasional, gemasulawesi – Pada tanggal 10 Mei 2021, Israel diketahui melancarkan serangan besar-besaran di Jalur Gaza setelah faksi-faksi Palestina menembakkan roket-roket ke kota-kota Israel sebagai tanggapan atas provokasi yang dilakukan Israel.
Diketahui jika sebelumnya Israel melakukan provokasi terhadap jemaah yang terjadi di Masjid Al-Aqsa dan juga penggusuran paksa warga di daerah Syekh Jarrah yang berada di Yerusalem Timur.
Pada tahun 2022 lalu, kedua belah pihak, baik faksi bersenjata Palestina yang dipimpin Hamas dan tentara Israel, masih mengklaim kemenangan dalam perang tersebut yang disebut menjadi salah satu perang paling sengit sejak tahun 2014 lalu.
Selama 11 hari, pesawat tempur Israel melancarkan ratusan serangan udara terhadap rumah-rumah dan infrastruktur di Jalur Gaza yang menargetkan situs-situs strategis Hamas.
Faksi-faksi Palestina sementara itu, meluncurkan rudal canggih buatan mereka sendiri ke kota-kota Israel.
Lebih dari 260 warga Palestina yang sebagian besar warga sipil, dibunuh oleh Israel.
Sementara itu, 14 warga Israel dibunuh oleh rudal Palestina.
Kerusakan yang terjadi terhadap mata pencaharian dan infrastruktur penting warga Palestina sangat parah.
Pesawat tempur Israel menghancurkan total sekitar 1.500 unit rumah, sementara 880 unit hancur sebagian dan tidak dapat dihuni.
Antara tahun 2008 hingga tahun 2021, Israel telah melancarkan 4 kampanye militer skala besar terhadap Gaza yang menimbulkan kerusakan serius dan membutuhkan waktu puluhan tahun untuk membangun kembali, sebelum seringkali dibom kembali.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Palestina di Gaza yang dikelola Hamas menyatakan jika Jalur Gaza membutuhkan sekitar 1 milyar dolar AS untuk membangun kembali kerusakan yang diakibatkan oleh perang Israel berturut-turut.
“Juga 2 milyar dolar USD untuk menghidupkannya kembali,” kata salah satu perwakilan mereka.
Perang tahun 2021 diketahui merugikan perekonomian Gaza sebesar 479 USD dan menunjukkan jika infrastruktur yang rusak akibata pertempuran sebelumnya masih belum dibangun kembali.
Di awal tahun 2022, kementerian yang dikelola oleh Hamas di Gaza memulai proses rekonstruksi dengan mengucurkan dana melalui PBB untuk membangun kembali rumah-rumah yang rusak ataupun hancur. (*/Mey)