Internasional, gemasulawesi – Rekaman janin Palestina yang meninggal di sebuah rumah sakit di Gaza bulan lalu, setelah ibunya terbunuh dalam sebuah serangan udara Isarel disebutkan seolah menunjukkan kepada dunia betapa mengerikannya melahirkan dan dilahirkan di Jalur Gaza.
Mulai dari pembunuhan massal hingga pencacatan, juga tempat penampungan untuk para pengungsi serta penolakan akses terhadap makanan, obat-obatan dan air bersih, anak-anak di Gaza terus menderita akibat serangan Israel yang tidak berhenti.
Menurut perkembangan terkini Kementerian Kesehatan Palestina, pasukan Israel telah membunuh sedikitnya lebih dari 6.000 anak-anak Palestina di Jalur Gaza dalam pertempuran sengit.
Lebih dari 1.500 anak-anak yang hilang dan kemungkinan besar masih terdapat dalam reruntuhan bangunan yang hancur, sebagian besar diperkirakan tewas.
Jumlah tersebut juga lima kali lebih tinggi dibandingkan jumlah anak yang dibunuh oleh pasukan koalisi AS di Irak antara tahun 2003 hingga tahun 2011.
Diketahui jika saat itu jumlahnya mencapai 1.201 anak.
Di Gaza, laporan menyebutkan jika sekitar 130 anak-anak Palestina terbunuh setiap harinya.
Salah seorang pakar, Safa Otsmani, menyatakan suatu hal yang menyedihkan namun juga fakta yang memang terjadi di lapangan.
“Menjadi seorang anak di Gaza berarti hidup dalam waktu pinjaman,” katanya.
Sementara di belahan dunia lain melahirkan berarti menandakan kehidupan baru dan juga momen kebahagiaan, di Gaza berarti sebaliknya.
Hal ini dikarenakan melahirkan di Gaza berarti dibayangi oleh kematian dan juga kengerian.
PBB sebelumnya memperkirakan 5.500 perempuan hamil diduga akan melahirkan di bulan Desember di Gaza, dengan sebagian besar fasilitas kesehatan tidak lagi beroperasi.
Dalam laporan terbaru, serangan teranyar yang dilakukan oleh Israel di Jalur Gaza, fasilitas kesehatan anak-anak menjadi sasaran serangan militer Israel tanpa pandang bulu.
Beberapa waktu yang lalu, rudal dan jet tempur Israel menghantam Rumah Sakit Anak Al-Rantisi lebih dari sekali.
Ini mengakibatkan kematian dan cedera di antara anak-anak dan staf medis. Banyak anak-anak Gaza yang menerima perawatan di Rumah Sakit Anak Al-Rantisi dan setidaknya 1.000 pengungsi Palestina mencari perlindungan disana. (*/Mey)