Internasional, gemasulawesi – Kesepakatan gencatan senjata sementara dan pembebasan tawanan dari Hamas tidak akan dimulai sebelum hari Jumat, menurut Tel Aviv.
Hal ini dikatakan Israel ketika pasukan Israel terus memborbardir daerah kantong Gaza di Palestina yang terkepung.
Pembebasan tawanan yang disebut-sebut ini merupakan bagian dari gencatan senjata sementara, yang awalnya diperkirakan akan berlangsung selama 4 hari, yang telah disetujui oleh Israel dan Hamas di hari Rabu kemarin.
Ini juga mencakup pengerahan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan oleh Palestina.
“Negosiasi dan kesepakatan yang cukup alot mengenai pembebasan sandera dari pihak Israel masih terus berjalan hingga sekarang,” kata Penasihat Keamanan Nasional Israel, Tzachi Hanegbi, dalam sebuah pernyataan yang dirilih oleh kantor perdana menteri.
Dia menegaskan jika permulaan pembebasan akan dilakukan sesuai dengan kesepakatan awal gencatan senjata dan pembebasan tawanan antara Israel dan Hamas serta tidak sebelum hari Jumat.
Stasiun penyiaran publik Israel, Kan, mengutip seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya melaporkan adanya penundaan selama 24 jam dari waktu yang seharusnya karena perjanjian tersebut belum ditandatangani oleh Hamas dan Qatar yang merupakan mediator utama dalam perjanjian tersebut.
Di sisi lain, pejabat tersebut menekankan mereka merasa optimis perjanjian itu akan terlaksana setelah penandatanganan dilakukan.
“Tidak ada yang mengatakan akan ada pembebasan sandera dan juga gencatan senjata besok kecuali media yang menyampaikannya sendiri dan kami harus memperjelas bahwa tidak ada rencana pembebasan sebelum hari Jumat karena ketidakpastian yang tidak menentu yang dihadapi keluarga sandera,” sebut Kan.
Dilansir dari Al Jazeera, media Israel lainnya juga menerbitkan laporan yang serupa dengan mengutip pejabat yang tidak disebutkan namanya, bahwa jeda dalam pertempuran dengan Hamas tidak akan dimulai sebelum hari Jumat.
Sejak Israel memulai agresinya di tanggal 7 Oktober 2023, lebih dari 14.500 orang telah dinyatakan tewas dengan banyak lainnya luka-luka atau hilang.
Terdapat sekitar 5.200 warga Palestina di penjara-penjara Israel sebelum tanggal 7 Oktober 2023.
Baca: Imbalan Kesepakatan Pertukaran Sandera dengan Hamas, Penjajah Israel Sepakat Gencatan Senjata 4 Hari
Pihak berwenang Palestina menyebutkan jumlah tersebut telah meningkat lebih dari 2 kali lipat dalam beberapa minggu setelahnya.
Ketegangan juga meningkat di perbatasan utara Israel di hari Kamis pagi setelah kelompok Hizbullah yang didukung oleh Iran menyampaikan jika 5 orang pejuangnya yang termasuk putera seorang anggota parlemen senior telah terbunuh. (*/Mey)