Ekonomi, gemasulawesi – Menurut Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, terdapat fenomena yang unik terjadi di tahun 2024 pada harga beras di Indonesia.
Bayu Krisnamurthi menyatakan jika di Indonesia Timur dan beberapa daerah lainnya di Indonesia yang bukan merupakan sentra produksi beras, harga beras lebih stabil dibandingkan dengan daerah-daerah yang dikenal sebagai sentra produksi beras.
Bayu Krisnamurthi menyebutkan dirinya memperkirakan hal tersebut terjadi berkaitan dengan harga gabah yang sesuai dengan pengamatan Bulog.
Baca Juga:
Hari Pertama Ramadhan, Harga Pangan di Seluruh Komoditas Dilaporkan Alami Kenaikan Secara Nasional
“Salah satunya dikarenakan harga gabahnya masih relatif tinggi,” katanya.
Bayu mengungkapkan jika Bulog juga melihat fenomena harga ini bervariasi berdasarkan kualitas ataupun jenis beras.
“Untuk beras-beras yang terkenal sebagai super premium seperti Kepala Pandan Wangi, Beras Cianjur dan Rojolele, harganya masih cenderung tinggi,” ujarnya.
Dia menambahkan jika beras-beras yang biasanya dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, harganya telah mulai mengalami penurunan.
Bayu menegaskan bahwa oleh karena itu, semua pihak tidak dapat memukul rata semua beras dan juga harus melihat lebih detail serta rinci kondisi yang sekarang ini terjadi.
Menurut Bayu, ujung-ujungnya adalah tetap bagaimana biaya produksi beras di tingkat petani dan gabah betul-betul dapat bertambah dari sisi produksinya.
“Dan juga bagaimana biaya produksi dari tingkat petani dapat diturunkan,” ucapnya.
Bayu mengungkapkan jika hal tersebut yang paling menentukan nantinya.
Lebih lanjut, Bayu Krisnamurthi menerangkan jika dalam waktu 1 hingga 2 pekan mendatang, stabilitas harga beras di Indonesia akan tercapai setelah pemerintah RI melaksanakan relaksasi HET atau harga eceran tertinggi.
Baca Juga:
Alami Pertumbuhan, DJP Kemenkeu Catat Sebanyak 7 Juta Wajib Pajak Telah Lapor SPT Tahunan 2023
Namun, dia juga menegaskan jika semuanya tergantung pada bagaimana situasi panen terjadi di dalam negeri.
Bayu mengakui jika terkadang saat pihaknya telah optimis, tiba-tiba terdapat berita seperti banjir yang terjadi di Cirebon atau daerah di sekitarnya.
“Mudah-mudahan nantinya tidak merusak dan juga tidak mempengaruhi panen dan juga distribusinya,” harapnya.
Bayu Krisnamurthi menambahkan jika Bulog cukup optimis jika saat memasuki bulan Ramadhan, situasinya akan dapat kembali lebih normal. (*/Mey)