Daerah, gemasulawesi - Jumlah korban meninggal dunia akibat kebakaran sumur minyak ilegal di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, terus bertambah.
Hingga saat ini, tercatat sudah empat orang yang dinyatakan tewas dalam insiden tersebut di wilayah Jawa Tengah itu.
Agung Triyono dari Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Blora, pada Sabtu di Blora, mengonfirmasi kebenaran kabar duka itu.
Ia mengungkapkan, salah satu korban luka bakar bernama Yeti (30) yang sebelumnya mendapat perawatan intensif di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Baca Juga:
PT Timah Evakuasi Korban Kecelakaan Tambang di Bangka Barat, Dua Meninggal Dunia
Korban tersebut akhirnya tidak dapat tertolong dan dinyatakan meninggal dunia.
“Semalam saya menerima informasi bahwa korban luka bernama Yeti telah meninggal dunia. Sebelumnya ia menderita luka bakar berat dan dirawat intensif di RS Sardjito,” kata Agung.
Wafatnya Yeti membuat total korban meninggal dalam peristiwa tragis ini kini mencapai empat orang.
Korban meninggal dalam insiden ini tercatat atas nama Tanek (60), Sureni (52), Wasini (50), dan Yeti (30).
Baca Juga:
WhatsApp Hadirkan Tiga Fitur Baru untuk Memperkuat Pengalaman Panggilan Grup
Sementara itu, seorang balita berusia dua tahun berinisial AD, putra dari almarhumah Yeti, masih menjalani perawatan intensif di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta di bawah pemantauan ketat tim medis.
“AD masih dirawat secara intensif, semoga kondisinya segera menunjukkan perkembangan positif,” ujar Agung.
Memasuki hari ketujuh pasca kebakaran, api dari sumur minyak ilegal itu masih belum bisa dipadamkan.
Tim gabungan dari BPBD, Pemadam Kebakaran, Pertamina, hingga relawan terus berusaha keras melakukan pemadaman dengan berbagai cara.
Baca Juga:
Payment ID Dijamin Aman, Pemerintah dan BI Tegaskan Tidak Memata-matai Transaksi Pribadi
Selain itu, kebakaran ini berdampak semakin luas bagi warga sekitar. Kurang lebih 300 kepala keluarga, atau sekitar 750 orang, harus meninggalkan rumah mereka dan mengungsi.
Mereka kini ditampung di sejumlah posko darurat yang disediakan pemerintah bersama relawan di lokasi aman.
Agung menjelaskan, “Kami terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, baik terkait upaya pemadaman api maupun pemenuhan kebutuhan pengungsi. Kami sudah menyediakan bantuan logistik, fasilitas dapur umum, serta layanan kesehatan darurat.”
Kebakaran sumur minyak ilegal di Blora ini tercatat sebagai salah satu insiden paling parah dalam beberapa tahun terakhir.
Peristiwa tersebut tidak hanya merenggut korban jiwa, tetapi juga menimbulkan kerugian besar serta mengganggu aktivitas masyarakat sekitar.
Sampai saat ini, aparat kepolisian bersama instansi terkait masih menyelidiki penyebab utama kebakaran.
Beberapa saksi, termasuk pekerja, pemilik lahan, dan pihak yang diduga terlibat dalam pengeboran ilegal, sudah dimintai keterangan.
Pemerintah daerah bersama aparat keamanan juga menegaskan keseriusannya dalam menangani peristiwa ini, mulai dari pemadaman api, penanganan korban terdampak, hingga proses hukum bagi pihak-pihak yang terbukti bertanggung jawab. (*/Zahra)