Bombana, gemasulawesi – Pemerintah Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, membuka peluang investasi untuk pengusaha lokal maupun dari luar negeri untuk membangun galangan kapal mengingat di wilayah ini banyak kapal yang memerlukan perbaikan dan perawatan secara rutin.
Wakil Bupati Bombana, Ahmad Yani, dalam keterangannya mengatakan Bombana mempunyai beberapa pelabuhan penyeberangan kapal feri dari ke (Tondasi-Muna Barat, Poleang-Bajoe Kabupaten Bone, dan Fising Kabena) tentu membutuhkan dok kapal.
“Belum lagi kapal-kapal besi milik sejumlah perusahaan tambang memerlukan perbaikan kapal dalam jangka waktu tertentu,” ujarnya.
Dia menyatakan pembangunan galangan kapal tidak memerlukan area yang luas seperti penguasaan kawasan tambang karena hanya memerlukan areal 2-3 hektare di kawasan sekitar pantai.
“Kenapa ini penting, jika telah dibangun akan menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat sekaligus peningkatan pendapatan asli daerah atau PAD,” ucapnya.
Dikutip dari Antara, dia mengungkapkan pernah ada perusahaan tambang yang membuka usaha galangan secara diam-diam untuk kalangan internal.
Tetapi ke depannya perusahaan itu harus meminta izin legalitas dalam mendirikan docking.
Dia menyebutkan seingatnya di wilayah Sulawesi Tenggara, pembangunan galangan kapal hanya dimiliki Ambon dan Makassar.
“Kecuali era tahun 80-90an pernah ada dibangun oleh perusahaan perikanan PT Bonecom berpusat di Kasilampe Kota Kendari tetapi telah tutup tahun 2000-an,” tuturnya.
Dia memastikan pengadaan galangan kapal ini dapat membuat perbaikan kapal-kapal yang berlabuh di Pelabuhan Kasipute Bombana maupun dari Baubau tidak perlu lagi dilakukan ke Ambon atau Makassar.
Dia mengatakan saat ini pemerintah kabupaten belum memiliki anggaran membangun galangan kapal sehingga pemerintah kabupaten mendorong dan mengundang investor menanamkan modal sedangkan pemerintah kabupaten akan menyiapkan lahan dan mempermudah semua perizinan pembangunannya.
Di sisi lain, Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sulawesi Tenggara mencatat harga lada putih di tingkat pedagang antar-pulau yang ada di beberapa Kendari mengalami kenaikan menjadi 130.000 rupiah per kilogram pada bulan Februari 2025. (Antara)