Gorontalo, gemasulawesi – Menurut laporan, 8 orang dari 33 korban tanah longsor yang terjadi di kawasan tambang rakyat Desa Tulabolo Timur, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, ditemukan telah meninggal.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan SAR Gorontalo, Heriyanto, dalam keterangannya pada tanggal 8 Juli 2024, menyampaikan 8 orang yang meninggal dunia telah berhasil dievakuasi bersama dengan 5 orang lainnya yang ditemukan selamat.
Heriyanto menyampaikan hasil pendataan dari masyarakat yang merasa kehilangan keluarganya terdapat sekitar 20 korban lainnya yang hingga kini masih dalam tahap pencarian.
“5 warga yang ditemukan selamat dalam peristiwa tersebut mayoritas mengalami luka-luka dan juga patah tulang,” ucapnya.
Dikutip dari Antara, hal itu menyebabkan mereka langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis yang diperlukan.
Sekarang ini, ratusan personel gabungan dari berbagai instansi telah diterjunkan menuju ke lokasi tambang rakyat untuk melakukan pencarian terhadap para korban.
“Satu-satunya kendala dalam operasi SAR ini, lokasi tambang rakyat berada 23,7 kilometer dari Posko SAR induk dan juga dengan kondisi medan yang sulit untuk dilalui,” katanya.
Selain itu, seluruh jembatan yang biasa dilalui oleh sepeda motor untuk mengangkut penumpang menuju ke lokasi tambang juga telah putus sehingga personel harus berjalan kaki.
Dalam kesempatan tersebut, dia mengajak untuk mendoakan agar operasi SAR yang dilaksanakan berlangsung lancar dan juga aman tanpa kendala berarti.
“Insya Allah seluruh korban bencana dapat segera ditemukan,” ujarnya.
Dia mengungkapkan jika hingga saat ini, pihaknya selaku otoritas yang diberi kewenangan dan juga bertanggung jawab penuh dalam operasi SAR, masih berupaya untuk mengumpulkan informasi dan juga data-data terkait dengan jumlah keseluruhan korban.
Dia menyampaikan jika tidak menutup kemungkinan jika korban akan bertambah.
Sebelumnya, dia menyatakan pencairan korban lainnya masih diistirahatkan pada hari Minggu malam, 7 Juli 2024, mengingat jarak dari pemukiman warga ke lokasi pertambangan rakyat cukup jauh. (Antara)