Bali, gemasulawesi – Liburan yang seharusnya menyenangkan bagi Jami Groves, seorang turis asal Australia, berubah menjadi mimpi buruk saat ia digigit monyet di salah satu tempat wisata terkenal di Bali.
Kejadian ini tidak hanya mengakibatkan rasa sakit fisik tetapi juga merusak rencana liburan Jami Groves yang lain dan menghabiskan sebagian besar dana yang telah ia siapkan untuk perjalanan ke Eropa.
Insiden tersebut terjadi ketika Jami Groves sedang berlibur di salah satu destinasi wisata monyet di Bali.
Saat berpose dengan salah satu monyet, hewan itu tiba-tiba menggigitnya.
"Tiga monyet memanjat kaki saya dan mulai menggigit, jadi saya tetap diam karena takut mereka akan mengejar," ujar Groves dalam bahasa Inggris.
Gigitan tersebut, meskipun terlihat kecil, membawa risiko besar karena adanya kemungkinan penularan rabies.
Dalam situasi seperti ini, tindakan medis segera dan tepat waktu sangat penting untuk mencegah infeksi lebih lanjut.
Groves segera dilarikan ke rumah sakit setempat, di mana dokter yang merawatnya memberikan penjelasan mengenai risiko rabies dan pentingnya suntikan antirabies.
Menurut dokter, Groves memerlukan delapan dosis suntikan antirabies untuk memastikan virus rabies tidak mencapai sistem saraf pusatnya, yang bisa berakibat fatal.
Prosedur medis ini datang dengan biaya yang tidak murah.
Total biaya untuk delapan dosis suntikan antirabies tersebut mencapai sekitar USD 6.000 atau sekitar Rp 97 juta.
Angka ini sangat besar bagi Groves, yang awalnya hanya merencanakan liburan santai di Bali sebelum melanjutkan perjalanan ke Eropa.
Baca Juga:
Bangun Kota Rendah Emisi Karbon, Pemkot Palu Dikabarkan Terus Memperbanyak Ruang Terbuka Hijau
"Saya terpaksa menggunakan seluruh dana liburan ke Eropa untuk membayar tagihan medis, yang akhirnya mencapai sekitar USD 6.000 atau sekitar Rp 97 juta," ujarnya.
Kejadian ini menarik perhatian banyak pihak, termasuk wisatawan lain dan otoritas setempat.
Banyak yang mempertanyakan standar keamanan dan protokol yang ada di tempat-tempat wisata yang melibatkan hewan liar.
Meski monyet di Bali sering berinteraksi dengan manusia dan biasanya dianggap jinak, risiko gigitan dan penularan penyakit tetap ada.
Otoritas pariwisata Bali menyatakan akan meninjau kembali protokol keamanan di tempat wisata tersebut dan memastikan kejadian serupa tidak terulang.
Mereka juga mengimbau wisatawan untuk selalu berhati-hati dan mengikuti panduan yang diberikan saat berinteraksi dengan hewan.
Selain itu, ada juga seruan dari masyarakat lokal dan internasional untuk peningkatan fasilitas medis dan penanganan darurat di kawasan wisata.
Mereka menekankan pentingnya memiliki akses yang cepat dan terjangkau ke perawatan medis darurat, terutama di destinasi wisata populer yang sering dikunjungi oleh wisatawan asing.
Kisah Groves ini menjadi pengingat bagi semua wisatawan untuk selalu waspada dan mempersiapkan diri dengan baik saat bepergian.
Asuransi perjalanan yang mencakup biaya medis darurat, termasuk vaksinasi dan perawatan pasca-gigitan, sangat dianjurkan untuk menghindari beban finansial yang tidak terduga. (*/Shofia)