Gantikan Beny Suharsono, Ni Made Jadi Sekda Perempuan Pertama DIY

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X. Source: (Foto/ANTARA/Zahra)

Daerah, gemasulawesi - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, resmi mengangkat Ni Made Dwi Panti Indrayanti sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) DIY dalam acara pelantikan yang digelar di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta.

Ni Made tercatat sebagai perempuan pertama yang menduduki posisi Sekretaris Daerah DIY, menggantikan Beny Suharsono yang telah memasuki masa pensiun.

Sri Sultan Hamengku Buwono X menjelaskan bahwa pengusulan Ni Made sebagai Sekda DIY berasal dari Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat), sesuai dengan mekanisme seleksi terbuka jabatan.

Menurutnya, posisi Sekda memegang peran strategis dalam mengoordinasikan jalannya pemerintahan, karena menjadi penghubung antara visi gubernur dan pelaksanaan program di seluruh perangkat daerah.

Baca Juga:
BKPM Ajukan Tambahan Anggaran 2026, Soroti Pentingnya Perbaikan Layanan Perizinan dan Sistem OSS

Ia menekankan bahwa keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah sangat bergantung pada kualitas seorang Sekda.

Di Yogyakarta, peran ini menjadi semakin penting karena status keistimewaan daerah tidak hanya memberikan kewenangan lebih, tapi juga membawa tanggung jawab moral untuk menjaga nilai-nilai luhur, melestarikan budaya, dan memastikan pembangunan tetap berpijak pada jati diri daerah.

Sri Sultan juga menyoroti pentingnya transformasi birokrasi berbasis digital yang tidak hanya mengedepankan efisiensi, tetapi juga harus tetap berpihak pada kemanusiaan.

Ia menyebutkan bahwa Pemda DIY telah memulai langkah ini melalui penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), digitalisasi layanan publik, serta integrasi data lintas instansi.

Baca Juga:
DPR Minta KPU Jelaskan Pembatasan Akses Dokumen Capres-Cawapres Demi Transparansi Pemilu

Hasilnya, DIY berhasil meraih predikat “memuaskan” dalam Indeks Kematangan SPBE dan menempati posisi kedua secara nasional.

Ia mengibaratkan posisi Sekda sebagai simpul dalam jaringan birokrasi. Jika simpul tersebut rapuh, maka keseluruhan sistem bisa kacau.

Namun jika kuat, seluruh struktur pemerintahan akan berjalan dengan baik dan teratur.

Dalam kesempatan tersebut, Sri Sultan menyoroti sejumlah persoalan penting yang perlu segera ditangani oleh Sekda yang baru.

Baca Juga:
Dwiarso Budi Santiarto Terpilih Jadi Wakil Ketua MA Bidang Non-Yudisial

Beberapa isu yang disorot antara lain pengelolaan sampah, tata kelola Tanah Kas Desa (TKD), serta percepatan pembangunan infrastruktur Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS).

“Masalah sampah memang menjadi tanggung jawab kabupaten dan kota, tapi Pemda DIY siap membantu dan memfasilitasi. Begitu pula dengan JJLS, pembangunan jalan itu perlu ditunjang dengan konektivitas dari arah utara ke selatan agar benar-benar bisa menggerakkan roda ekonomi,” jelasnya.

Ni Made sendiri memiliki rekam jejak panjang dalam birokrasi. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Kepala Biro APSDA DIY, memimpin Dinas Perhubungan DIY, menjadi Penjabat Bupati Kulon Progo, dan terakhir menjabat Kepala Bapperida DIY.

“Alhamdulillah, saya diberi amanah yang luar biasa besar. Tentu tantangannya juga tidak ringan, tapi saya percaya, dengan kerja sama yang solid dan sistem yang sudah terbangun, insyaAllah semua bisa dijalankan dengan baik,” ucap Ni Made.

Baca Juga:
Polda Bali Hentikan Penyelidikan Kasus Royalti Mie Gacoan, Diselesaikan Lewat Keadilan Restoratif

Ia menekankan pentingnya kerja sama lintas instansi agar program-program pembangunan bisa berjalan selaras.

Posisi sekda tidak bisa berdiri sendiri, tapi sangat bergantung pada dukungan kelembagaan termasuk para asisten dan perangkat daerah yang berperan sebagai bagian dari sistem pendukung.

Salah satu isu mendesak yang menjadi perhatiannya adalah soal penanganan sampah.

Ni Made menyampaikan bahwa Pemda DIY telah menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk mitra dari Korea Selatan.

Baca Juga:
DPRD Sulsel Gunakan Kantor Sementara Usai Kebakaran

Tetapi, implementasi program tersebut baru bisa dimulai pada tahun 2027.

“Kalau menurut saya, itu waktu yang terlalu lama. Padahal, kondisi sampah di DIY sudah sangat mendesak. Kita akan mencoba membangun komunikasi yang lebih intensif, terutama dengan pemerintah kota, untuk mencari solusi yang bisa dijalankan lebih cepat,” katanya.

Selain membahas persoalan sampah, Ni Made juga menyoroti pentingnya memperkuat kemandirian fiskal daerah sebagai langkah strategis ke depan.

Hal ini selaras dengan target nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) untuk menurunkan angka kemiskinan hingga mendekati nol persen pada tahun 2045.

Baca Juga:
Dinkes Kalsel Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Sekolah, Libatkan 242 Puskesmas

“Kalau target kemiskinan nol persen pada 2026, saya kira itu belum realistis, baik untuk DIY maupun secara nasional. Tapi bukan berarti kita tinggal diam. Kita tetap harus bekerja keras. Setidaknya, angka kemiskinan bisa ditekan hingga satu digit dengan mendorong peningkatan pendapatan masyarakat,” jelas Ni Made.

Dalam peran barunya sebagai Sekda DIY, ia berharap bisa menjalankan tugas sebaik mungkin dengan mengedepankan kerja sama lintas sektor, terutama dalam menangani berbagai persoalan penting di daerah seperti pengelolaan sampah, pengaturan Tanah Kas Desa (TKD), dan upaya pengurangan kemiskinan.

Selain melantik Ni Made, Sri Sultan juga mengangkat beberapa pejabat tinggi pratama di lingkungan Pemda DIY.

Di antaranya, Srie Nurkyatsiwi dipercaya sebagai Asisten Sekda Bidang Administrasi Umum, Aria Nugrahadi sebagai Asisten Sekda Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, dan Agus Mulyono sebagai Kepala Dinas Koperasi dan UKM.

Baca Juga:
KPK Ungkap Lobi dan Penyimpangan Kuota Haji 20.000 dari Pemerintah Arab Saudi

Kemudian, Ariyanto Wibowo ditunjuk sebagai Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DIY, Cahyo Widayat sebagai Kepala Biro Hukum Setda DIY, serta Bagas Senoadji sebagai Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DIY. (*/Zahra)

...

Artikel Terkait

wave

Yana Mulyana Bebas Bersyarat Setelah Vonis Kasus Korupsi Pengadaan CCTV Bandung

Mantan Wali Kota Bandung Yana Mulyana menjalani bebas bersyarat usai divonis penjara kasus korupsi proyek CCTV Bandung Smart City.

Polres Pasaman Tangkap 15 Pelaku Tambang Emas Ilegal di Batang Air Sibinail

Satreskrim Polres Pasaman amankan 15 pelaku tambang emas ilegal beserta mesin dompeng di Kecamatan Rao.

Pemerintah Pusat Perbaiki dan Bangun Ulang Gedung Pemkab dan DPRD Kediri Pascakerusuhan

Kementerian PUPR membangun ulang gedung DPRD dan memperbaiki kantor Pemkab Kediri usai kerusuhan yang terjadi Agustus 2025.

Pemerintah Banten Pastikan Program Sekolah Gratis dan MBG Berjalan Baik di Serang

Gubernur Banten tinjau pelaksanaan sekolah gratis dan MBG di Serang, pastikan distribusi bantuan lancar dan tepat sasaran.

Papua Tengah Terapkan Sekolah Gratis 2025, Perluas Program Hingga SD-SMP dan Sediakan Beasiswa Perguruan Tinggi

Pemprov Papua Tengah meluncurkan sekolah gratis SMA-SMK, perluas ke SD-SMP 2026, sediakan beasiswa, dan bangun Sekolah Sepanjang Hari.

Berita Terkini

wave

TNI AL dan BI Resmi Lepas Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 di Sulawesi Tengah

Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 memastikan distribusi rupiah layak edar di wilayah 3T, wujud sinergi TNI AL dan BI.

Ribuan Ojol Gelar Aksi di DPR, 6.118 Personel Gabungan Dikerahkan Amankan Unjuk Rasa

Aksi ribuan pengemudi ojol di DPR/MPR dikawal 6.118 personel. Massa sampaikan tujuh tuntutan, termasuk revisi RUU.

Pemohon Minta MK Hapus Kolom Agama dari KTP dan KK

Pemohon minta hapus data agama di KTP dan KK karena risiko diskriminasi dan pelanggaran hak asasi warga.

KPK Ungkap Dugaan Korupsi Kuota Haji, Pansus DPR Soroti Pembagian Tambahan yang Menyimpang

KPK dan DPR mengusut dugaan korupsi kuota haji 2023–2024, termasuk jual beli kuota dan pelanggaran aturan pembagian.

KPK Benarkan Pengembalian Uang oleh Khalid Basalamah dalam Kasus Kuota Haji

KPK mengonfirmasi pengembalian dana oleh Khalid Basalamah terkait kuota haji, serta ungkap kerugian negara capai Rp1 triliun.


See All
; ;