Sumatera Utara, gemasulawesi - Kejadian viral mengenai oknum TNI yang diduga menendang kepala warga karena tabrakan dengan istri yang tengah hamil menjadi sorotan publik.
Menurut laporan yang beredar, oknum TNI tersebut merasa marah karena dirinya dan istri ditabrak oleh pengendara motor lain.
Dalam rekaman video yang tersebar luas di media sosial, terlihat oknum TNI itu mengeluarkan teriakan dan menendang kepala pengendara motor yang menabrak mereka, di tengah keramaian masyarakat.
Video yang diunggah di akun Instagram @memomedsos pada Kamis, 30 Mei 2024 menjadi viral di media sosial dan mendapat berbagai komentar dari netizen.
Ada yang memahami emosi oknum TNI karena situasi yang dihadapinya, namun juga ada yang mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan, terlepas dari alasan apapun.
Salah satu komentar dari netizen menyebutkan bahwa awalnya memahami keadaan oknum TNI yang marah karena istrinya yang tengah hamil ditabrak, namun tindakan menendang kepala warga dianggap tidak pantas.
Netizen lain juga menyampaikan pengalaman pribadi terkait tabrakan, namun tetap menekankan bahwa kekerasan tidak bisa dibenarkan.
Pihak terkait, dalam hal ini Pasi Intel Yonif 121 Macam Kumbang, Kodam I BB/ Kapten TNI Heri, membenarkan bahwa oknum TNI yang terlibat dalam video tersebut adalah prajuritnya.
Dia menjelaskan kronologi kejadian yang terjadi di Dusun 1, Desa Jaharun B, Kampung Johar Baru, Deli Serdang, Sumatera Utara pada Rabu, 29 Mei 2024, sore hingga menyebabkan oknum TNI tersebut emosi dan melakukan tindakan tersebut.
Menurut Heri, kejadian dimulai ketika prajurit tersebut dan istrinya yang baru 2 minggu hamil ditabrak oleh motor lain.
Meskipun lampu tangan sudah dinyalakan untuk belok, namun motor dari belakang tidak memperhatikan sehingga terjadi tabrakan yang membuat istri prajurit tersebut jatuh dan kesakitan.
Setelah mediasi, kedua belah pihak meminta maaf atas kejadian tersebut. Sang istri prajurit keguguran akibat insiden tersebut, dan pihak prajurit juga meminta maaf atas emosinya yang tidak terkontrol saat itu.
Kesimpulannya, kejadian ini mengingatkan kita akan pentingnya mengendalikan emosi dalam situasi apapun.
Kekerasan tidak pernah menjadi solusi, dan penyelesaian konflik harus dilakukan dengan cara yang bijak dan sesuai dengan hukum yang berlaku.
Namun, di luar kontroversi tersebut, penting untuk dicatat bahwa respons dan tindakan yang diambil oleh prajurit setelah kejadian patut diperhatikan.
Mediasi dan permintaan maaf adalah langkah yang baik dalam menghadapi situasi yang memanas dan menunjukkan kesadaran akan kesalahan serta upaya untuk memperbaiki kesalahan tersebut.
Namun demikian, kejadian ini juga menyoroti pentingnya kesadaran dan kehati-hatian dalam berkendara, terutama di jalan raya yang ramai.
Perhatian dan patuh terhadap aturan lalu lintas dapat menghindarkan dari kecelakaan yang tidak diinginkan dan potensi konflik yang bisa terjadi akibatnya. (*/Shofia)