Sumatera Barat, gemasulawesi - Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, langsung turun ke lapangan untuk meninjau beberapa lokasi yang terkena dampak banjir.
Salah satu lokasi yang ditinjau Gubernur Sumatera Barat tersebut adalah kondisi jalan nasional yang terputus akibat banjir pada Sabtu malam di Silaiang, Kabupaten Tanah Datar.
"Kami sedang mengevaluasi kerusakan badan jalan yang tergerus oleh air sungai yang meluap semalam," ucapnya di Batusangkar.
Mahyeldi mengungkapkan bahwa kondisi jalan tersebut mengalami kerusakan parah, dengan sekitar 200 meter badan jalan tergerus oleh air sungai yang meluap, sehingga tidak dapat lagi dilalui.
Gubernur menyatakan pentingnya segera mencari solusi atas kondisi tersebut karena jalan tersebut merupakan jalan negara yang merupakan jalur utama penghubung antara Padang dengan Pekanbaru melalui Padang Panjang.
"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar telah saya instruksikan untuk segera berkoordinasi dengan BPBD daerah yang terdampak," ujarnya.
Mahyeldi juga menginstruksikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMCKTR) untuk memperpanjang jalur alternatif melalui Malalak untuk mengantisipasi keadaan yang lebih buruk.
Gubernur juga menyampaikan belasungkawa kepada masyarakat yang menjadi korban banjir.
"Ini musibah. Kami atas nama Pemerintah Provinsi Sumbar bersama bupati dan walikota mengucapkan belasungkawa dan turut berduka khususnya pada masyarakat yang kehilangan anggota keluarganya. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun," ucap gubernur.
Mahyeldi juga menghimbau seluruh pihak, termasuk TNI, Polri, dan jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Sumbar, untuk bersatu padu memberikan bantuan dan menciptakan suasana yang kondusif untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana banjir.
Bencana banjir yang menerpa Sumatera Barat ini mengakibatkan 41 orang meninggal dunia.
Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, menjelaskan bahwa korban tersebut berasal dari beberapa daerah, dengan rincian 19 orang di Kabupaten Agam, 15 orang di Kabupaten Tanah Datar, serta 7 orang di Kota Padang Panjang.
Penyebab banjir bandang di Kabupaten Agam, menurut keterangan BNPB sebelumnya, adalah hujan lebat di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Canduang, Kecamatan Sungai Pua, dan Kecamatan IV Koto.
Sedangkan di Kabupaten Tanah Datar, banjir juga dipicu oleh intensitas curah hujan yang tinggi, mengenai lima kecamatan, yaitu Kecamatan X Koto, Kecamatan Batipuh, Kecamatan Pariangan, Kecamatan Lima Kaum, dan Kecamatan Sungai Tarab.
Selain menimbulkan korban jiwa, banjir tersebut juga mengakibatkan kerusakan pada puluhan rumah dan 12 unit jembatan.
Abdul Muhari juga mengungkapkan bahwa banjir di Tanah Datar meninggalkan endapan lumpur yang cukup tinggi, sehingga tim gabungan terpaksa melakukan pembersihan ruas jalan Batusangkar - Padang Panjang yang terdampak lumpur dengan menggunakan alat berat. (*/Shofia)