Politik, gemasulawesi – Dalam siaran di akun youtubenya Abraham Samad meyakini film Dirty Vote seribu persen kebenarannya.
Hal itu diungkapkan oleh Abraham samad saat menghadirkan pakar hukum tata negara yang juga salah satu pemeran film Dirty Vote, Bivitri Susanti sebagai narasumber di siaran YT Abraham Speak Up Minggu, 3 Maret 2024.
Menurut Bivitri Susanti, melalui film Dirty Vote mahasiswa saat ini bisa lebih memahami karena ada informasi dalam film tersebut yang bisa tersampaikan secara utuh dan dipahami.
“Dirty Vote sudah melakukan roadshow ke sejumlah kampus, saat itu mahasiswa mengatakan akhirnya ada yang menyuarakan kejanggalan dalam proses Pemilu,” ungkapnya.
Baca Juga:
Sejumlah Ruangan dan 1 Mobil Hancur, Ledakan Terjadi di Area Mako Brimob Surabaya
Lanjutnya, kompas moral dari mahasiswa masih cukup bagus, tetapi mahasiswa belum bisa mendefenisikan apa yang salah dalam proses demokrasi kali ini.
Ia mengatakan, dalam beberapa talkshow setiap pernyataan yang bersifat kritikan selalu dibantah dengan cara-cara yang seakan legal.
“Sebelum Dirty Vote keluar, tsunami informasi sudah menggulung kita. Setelah mahasiswa menonton Dirty Vote baru mereka paham ada yang janggal dan mereka mampu mendefenisikannya sekarang,” tuturnya.
Bivitri Susanti mengatakan, selama ini dugaan kecurangan yang dilakukan dalam pemilu selalu ditutup tutupi atas nama elektoral.
Baca Juga:
Tingkatkan Kepercayaan Publik, Mendagri Minta Satpol PP dan Satlinmas Jaga Integritas dalam Bekerja
Tetapi kata dia, setelah dilihat belakangan ini dibantu dengan adanya film Dirty Vote orang bisa melihat ada yang namanya kecurangan sifatnya terstruktur dan sistematis yang tidak bisa terbaca jika hanya melihat angka.
“Makanya seringkali saya dalam roadshow selalu mengingatkan, Demokrasi itu bukan persoalan angka. Bahkan, bukan hanya persoalan Pemilu. Kita harus melihat secara menyeluruh seperti bagaimana persoalan angka itu bisa sampai kesana,” terangnya.
Ternyata dalam prosesnya, menggunakan aparat, kekuasaan bisa saja banyak kelompok masyarakat yang diperintahkan atau diancam untuk melakukan pilihan-pilihan tertentu. (fan)