Nasional, gemasulawesi – Diketahui jika Irlandia, Spanyol dan Norwegia mengumumkan mengakui negara Palestina.
Terkait hal tersebut, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, memuji langkah yang diambil ketiga negara.
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, mengatakan Indonesia menyambut positif keputusan Irlandia, Spanyol dan Norwegia.
Menurutnya, ketiganya telah berani memilih berada di sisi sejarah yang benar.
Dalam keterangannya kemarin, 24 Mei 2024, Retno juga mengharapkan akan ada banyak lagi negara-negara di dunia yang mengambil langkah yang sama, yaitu mengakui Palestina sebagai sebuah negara.
Diketahui jika Irlandia, Norwegia dan Spanyol mengumumkan memberikan pengakuan secara resmi untuk negara Palestina.
Pedro Sanchez, yang merupakan Perdana Menteri Spanyol, menyatakan negaranya akan mengakui Palestina sebagai sebuah negara pada tanggal 28 Mei 2024.
Perdana Menteri Norwegia, Jonas Gahr Store, juga menyatakan hal yang sama, yaitu Norwegia akan memberikan pengakuan resmi untuk negara Palestina di tanggal 28 Mei 2024 mendatang.
Di sisi lain, dalam musim haji seperti sekarang, warga Palestina dikabarkan berusaha menuju ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji.
Namun, dilaporkan jika upaya tersebut dipersulit oleh penjajah Israel.
Kementerian Awqaf dan Agama Palestina menyatakan jika ribuan warga Palestina dilarang untuk menunaikan ibadah haji.
“Tentara penjajah Israel mencoba menghalangi dan menghadang warga Palestina yang bergerak dari Jalur Gaza menuju ke Rafah,” kata mereka.
Aksi yang dilakukan oleh penjajah Israel tersebut menuai kecaman dari berbagai pihak.
Kementerian Awqaf dan Agama menyampaikan jika mencegah ribuan warga Jalur Gaza melakukan ibadah haji jelas adalah pelanggaran terhadap kebebasan beribadah dan hukum kemanusiaan internasional.
“Ini adalah kejahatan perang baru yang ditambahkan oleh penjajah Israel ke dalam serangkaian kejahatan yang dilakukan penjajah Israel terhadap masyarakat dan tempat ibadah di Palestina,” tambah mereka.
Dengan direbutnya penyeberangan Rafah pada tanggal 7 Mei 2024 lalu oleh pasukan penjajah Israel, hal tersebut membuat penjajah Israel mengendalikan satu-satunya pintu untuk rakyat Palestina menuju ke dunia luar. (*/Mey)