Nasional, gemasulawesi – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan jika pemerintah terus menjaga ketersediaan sembako menjelang bulan Ramadhan dan juga Lebaran.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan jika itu juga dilakukan untuk menjaga laju inflasi, khususnya yang berkaitan dengan ketersediaan harga pangan bergejolak atau volatile food.
Diketahui jika itu disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, setelah bertemu dengan Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan.
Sembako sendiri terdiri dari beras, gula pasir, mentega, minyak goreng, daging, susu, bawang, telur ayam, garam, minyak tanah, serta bawang dan gas.
Airlangga menuturkan jika lebaran telah mendekat dan pihaknya telah meminta untuk sembako dapat tersedia.
“Hal ini dikarenakan urusan saya inflasi, maka jika inflasi, saya khawatir jika harga sembako juga akan mengalami peningkatan,” katanya.
Lebih lanjut, Airlangga membeberkan jika upaya dalam menjaga stabilitas harga pangan juga akan dilakukan dengan menggelar survei ekonomi nasional.
“Ikhtiar tersebut dilakukan untuk menjaga distribusi barang terjaga dan juga membuat harga barang tetap terkendali,” ujarnya.
Disebutkan jika pemerintah Indonesia telah menargetkan jika inflasi tahun 2024 berada dalam kisaran 2,5% plus minus.
Baca Juga:
Membutuhkan Proses Pengiriman, Aprindo Sebut Pasokan Beras Masih Belum Merata di Ritel
Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik), inflasi yang terjadi di bulan Januari 2024 jika secara bulanan dilaporkan mencapai 0,04%.
Sementara untuk inflasi dari tahun ke tahun dikabarkan sekitar 5,7%, serta untuk inflasi tahun kalender berjalan sekitar 0,04%.
Di sisi lain, Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, menerangkan jika sekarang ini, pihaknya terus berusaha untuk menjaga distribusi beras di pasaran dengan cara memperbanyak suplai beras.
Baca Juga:
Pemilu Tahun 2024, TKN Prabowo dan Gibran Sebut Program Unggulan Makan Siang Gratis Akan Didahulukan
“Hal tersebut dilakukan agar penyaluran dapat lebih merata,” terangnya.
Zulkifli menerangkan bahwa itu berarti jika biasanya pengusaha yang mengambil langsung ke Bulog, pedagang juga dapat mengambil ke Bulog.
“Hal yang paling penting adalah pasar tradisional ini yang tidak dapat langsung membelinya ke Bulog karena syarat yang banyak membuat banyak pedagang merasa malas,” pungkasnya. (*/Mey)