Nasional, gemasulawesi – Saat ini diketahui jika persoalan pengungsi Rohingya menjadi sorotan masyarakat Indonesia dengan gelombang pengungsi yang terus-menerus datang.
Mengenai hal ini, Ketua Komisi I DPR, Meutya Viada Hafid atau lebih dikenal dengan Meutya Hafid, menegaskan jika masyarakat lokal tetap menjadi prioritas.
Namun, Meutya Hafid menambahkan jika pengungsi Rohingya juga perlu diberikan bantuan atas nama kemanusiaan.
Meutya menyebutkan jika Komisi I DPR mempersilakan pemerintahan Presiden Joko Widodo untuk membantu para pengungsi Rohingya, tetapi dia juga meminta agar diterapkan seleksi yang ketat untuk pengungsi Rohingya yang ingin masuk ke wilayah Indonesia.
“Dapat jalan keduanya sebagai jalan tengah,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Meutya Hafid menekankan pengungsi Rohingya yang benar-benar terancam saja yang harus benar-benar dibantu.
“Indonesia sedapat mungkin menerapkan seleksi agar dapat mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti misalnya ada yang berniat melakukan kriminal,” ujarnya.
Meutya lantas mengungkapkan harapannya agar pihak yang berwenang juga melakukan pemantauan dengan baik.
“Ini dilakukan agar tidak ada lagi pengungsi Rohingya yang melarikan diri kembali dari tempat penampungan seperti yang telah terjadi sebelumnya,” tandasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi baru-baru ini menerangkan pemerintah Indonesia akan memberikan bantuan sementara.
“Kami akan memberikan bantuan sementara untuk para pengungsi Rohingya dengan tetap mengutamakan masyarakat lokal,” jelasnya.
Hal tersebut diketahui dikatakannya melalui keterangan yang diunggah di kanal Youtube Sekretariat Presiden hari Jumat kemarin, tanggal 8 Desember 2023.
Selain itu, Presiden Jokowi juga menyatakan jika pemerintah Indonesia akan terus bekerja sama dengan lembaga internasional yang terkait.
Diketahui jika masyarakat lokal Aceh yang daerahnya kedatangan pengungsi Rohingya dilaporkan menolak kedatangan mereka dengan alasan sikap yang dianggap mengganggu dan tidak mengikuti aturan setempat.
Di pihak lain, lokasi penampungan sementara pengungsi Rohingya di Lhokseumawe, Aceh, juga telah over kapasitas.
Sejak ditampung, telah ada sekitar 23 pengungsi Rohingya yang kabur dari tempat penampungan. (*/Mey)