Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, 30 tentara cadangan penjajah Israel dilaporkan menolak ambil bagian dalam rencana invasi darat ke Rafah, yang berada di Jalur Gaza bagian selatan.
Laporan yang sama menyebutkan jika para prajurit cadangan penjajah Israel tersebut menyampaikan jika mereka kelelahan dan juga tidak dapat melaksanakan tugas mereka.
Dikabarkan jika komandan militer penjajah Israel tidak akan memaksa pasukan cadangan untuk berpartisipasi dalam pertempuran di Rafah serta mengungkapkan jika hal ini tidak akan mempengaruhi aspek operasional.
Menurut laporan kemarin, tanggal 29 April 2024, waktu penjajah Israel, disebutkan juga jika langkah tersebut mengindikasikan tingginya tingkat pengurangan kekuatan pasukan cadangan setelah hampir 7 bulan perang berlangsung.
Di sisi lain, salah satu sumber lokal penjajah Israel yang tidak disebutkan namanya menyampaikan keluarga pasukan cadangan penerjun payung telah menyatakan keprihatinan atas kesehatan mental dan fisik mereka ketika mereka secara aktif mengambil bagian dalam perang di Jalur Gaza.
Diketahui jika pada tanggal 29 Februari 2024, pasukan terjun payung penjajah Israel juga mundur dari Khan Younis.
Mereka digantikan oleh Brigade Bislamach.
Di akhir pekan, Menteri Luar Negeri penjajah Israel, Israel Katz, menyatakan jika rencana serangan ke Rafah dapat ditunda jika kesepakatan mengenai penyanderaan dicapai dengan Hamas.
“Jika ada kesepakatan yang tercapai, kami akan menghentikan operasi tersebut,” katanya.
Di sisi lain, seorang pejabat senior Hamas yang tidak mau disebutkan namanya memaparkan jika Hamas tidak memiliki masalah besar dengan usulan terbaru yang diajukan oleh Mesir dan penjajah Israel untuk kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
“Suasananya positif kecuali ada hambatan baru yang berasal dari pihak penjajah Israel,” ujarnya.
Dia melanjutkan jika tidak ada masalah besar dalam pengamatan dan juga penyelidikan yang diajukan oleh Hamas mengenai isi proposal tersebut.
Hingga kini, 34.448 warga Palestina dilaporkan tewas dalam serangan yang masih dilakukan oleh penjajah Israel di Jalur Gaza.
Sementara itu, 77.643 orang lainnya terluka akibat gempuran, baik luka berat atau luka ringan.
Warga Palestina juga harus tinggal di pengungsian dikarenakan bangunan tempat tinggal mereka kini hanya tinggal puing-puing reruntuhan akibat agresi penjajah Israel. (*/Mey)