Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, militer penjajah Israel mengklaim mencapai 25 sasaran militer di Jalur Gaza, termasuk depot senjata milik Hamas.
Ke-25 sasaran tersebut, disebutkan militer penjajah Israel, juga termasuk dengan lokasi peluncuran dan pangkalan yang ada di seluruh Jalur Gaza.
“Pasukan penjajah Israel juga membunuh banyak pejuang Palestina,” kata mereka.
Laporan yang sama menyebutkan jika banyak dari operasi tersebut terjadi di Jalur Gaza bagian tengah, dimana serangan udara penjajah Israel, yang diarahkan oleh pasukan penjajah Israel di darat, menargetkan sel Hamas dan juga kendaraan yang membawa 8 orang anggota mereka.
Namun, serangan udara terbaru penjajah Israel di Jalur Gaza juga menimbulkan korban sipil yang menewaskan 15 orang, termasuk dengan wanita dan juga anak-anak, di Khan Younis, Rafah dan Kamp Pengungsi Nuseirat.
Sementara itu, jumlah warga Palestina yang mengidap penyakit malaria, demam berdarah dan juga penyakit lainnya meningkat dikarenakan penyebaran nyamuk dan lalat yang menyebarkan penyakit.
Diketahui jika nyamuk dan lalat meningkat di kamp-kamp pengungsian di Jalur Gaza di tengah kurangnya fasilitas sanitasi pada musim sekarang.
Seorang pengungsi Palestina, Amer Hamas, mengungkapkan jika situasinya kini sangat mengerikan dengan 5.000 pengungsi yang terpaksa berbagi 1 toilet.
Menurutnya, tempat ini sama sekali tidak layak huni dan tidak ada toilet.
“Tidak ada air dan juga tidak ada fasilitas sanitasi untuk para pengungsi disini,” akunya.
Dia menambahkan jika hal tersebut menyebabkan penyebaran penyakit yang asing untuk warga Palestina.
Kelompok-kelompok bantuan menyampaikan jika kurangnya air bersih, nutrisi d an juga sanitasi, serta layanan kesehatan yang dapat diandalkan di seluruh Jalur Gaza menyebabkan penyakit menular, termasuk dengan Hepatitis A, menyebar pada musim sekarang ini.
OCHA, yang merupakan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, melaporkan jika seorang bayi perempuan meninggal di Rafah dikarenakan panas yang ekstrem, seiring meningkatnya kekhawatirn akan krisis sanitasi di tengah meningkatkan suhu di wilayah Palestina. (*/Mey)