Internasional, gemasulawesi – Perdana Menteri Paletina, Muhammad Mustafa, menyatakan jika dia menghargai dan berterima kasih untuk pengumuman Jerman pada pekan ini yang berencana melanjutkan pendanaan mereka untuk UNRWA.
Diketahui jika sebelumnya, Jerman telah menghentikan pendanaan mereka untuk UNRWA pada awal tahun ini, setelah pemerintah penjajah Israel menuduh sejumlah pegawai UNRWA terlibat dalam Operasi Banjir Al-Aqsa.
Disebutkan jika tinjauan independen terhadap tuduhan penjajah Israel yang dilakukan oleh mantan Menteri Luar Negeri Prancis, Catherine Colonna, menemukan jika penjajah Israel tidak memberikan bukti yang signifikan untuk mendukung klaim yang mereka sampaikan terkait UNRWA.
Di sisi lain, FFC atau Koalisi Armada Kebebasan, yang merupakan sebuah gerakan yang terdiri dari kampanye dan inisiatif yang berupaya mengakhiri blokade penjajah Israel di Jalur Gaza, menyebutkan kapal bantuan mereka yang menuju ke Jalur Gaza telah tertunda untuk meninggalkan Turki.
Dalam sebuah pernyataan, FFC memaparkan jika mereka telah menyerahkan semua dokumen yang diperlukan ke otoritas pelabuhan, serta kargo telah dimuat dan disiapkan untuk melakukan perjalanan ke Jalur Gaza.
“Namun, kami menerima kabar mengenai hambatan administratif yang diprakarsai oleh penjajah Israel dalam upaya untuk mencegah kepergian kami,” ujar mereka.
FFC menambahkan jika penjajah Israel menekan Republik Guinea Bissau untuk menarik bendera mereka dari kapal utama milik FFC, Akdeniz.
“Hal ini yang memicu permintaan untuk pemeriksaan tambahan yang menunda rencana keberangkatan kami pada tanggal 26 April 2024,” terang mereka.
Lebih lanjut, FFC menegaskan jika ini merupakan contoh lain dari penjajah Israel yang menghalangi pengiriman bantuan penyelamatan jiwa kepada masyarakat di Jalur Gaza yang sedang menghadapi bencana kelaparan yang sengaja diciptakan.
“Ini juga bukan pertama kalinya penjajah Israel menggunakan taktik semacam ini untuk menghentikan upaya kami untuk menyelamatkan nyawa rakyat Palestina di Jalur Gaza,” jelas mereka.
FFC menyampaikan jika pekerja bantuan mereka yang berasal dari 40 negara dijadwalkan mengirimkan 5.000 ton bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza dengan menggunakan Akdeniz. (*/Mey)