Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, penjajah Israel tampaknya siap untuk meningkatkan skala perang di Jalur Gaza dengan menempatkan pasukan dan kendaraan di pangkalan militer dan pos terdepan yang berada dekat dengan Jalur Gaza.
Laporan yang sama menyampaikan jika penjajah Israel telah mengerahkan lebih dari 800 kendaraan militer mereka ke 2 pangkalan.
Sekitar 120 kendaraan ditempatkan di perbatasan udara Jalur Gaza dan 700 kendaraan militer lainnya ditempatkan di Gurun Negev, yang berada di sebelah selatan.
Selain itu, penjajah Israel juga dikabarkan telah mendirikan 9 pos militer di luar Jalur Gaza.
3 pos militer didirikan pada bulan November dan Desember tahun 2023, sedangkan 6 pos militer lainnya didirikan antara bulan Januari dan Maret tahun 2024.
Pos-pos tersebut menampung para tentara, kendaraan-kendaraan militer dan juga merupakan pusat komando operasional.
Laporan pada hari Selasa kemarin, 23 April 2024, menyatakan jika penemuan tersebut menunjukkan jika penjajah Israel berencana untuk melanjutkan perangnya di Jalur Gaza.
Perang di Jalur Gaza sendiri telah menewaskan lebih dari 34 ribu warga Palestina di Jalur Gaza dan membuat sebagian besar rakyat Palestina mengungsi dan menghancurkan 62 persen dari seluruh rumah yang ada di Jalur Gaza.
Salah satu pakar, Hugh Lovatt, mengatakan jika persepsi umumnya adalah bahwa lembaga keamanan penjajah Israel akan lebih cenderung memprioritaskan penyelesaian Jalur Gaza.
“Kemudian mereka akan beralih ke apa yang mereka anggap ancaman lain, entah itu Iran atau Hizbullah,” katanya.
Diketahui jika pada pekan lalu, para pejabat Amerika Serikat dan penjajah Israel bertemu untuk membahas kemungkinan operasi di Rafah, yang saat ini menampung lebih dari 1,4 juta warga Palestina yang mengungsi di wilayah tersebut.
Dikatakan jika pertemuan tersebut menyusul rumor bhawa Amerika Serikat akan mendukung invasi darat besar-besaran penjajah Israel ke Rafah setelah sebelumnya menyatakan keberatan mereka terang-terangan.
Disebutkan juga jika terdapat imbalan jaminan jika penjajah Israel tidak akan meningkatkan serangan balasannya dengan Iran.
Para pejabat AS telah membantah isu tersebut.
“Namun, penjajah Israel mempunyai lebih banyak pengaruh untuk menyerang Rafah dengan tetap menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi regional,” jelas Omar Rahman, yang merupakan pakar Israel-Palestina di Dewan Urusan Global Timur Tengah yang berbasis di Qatar. (*/Mey)