Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, salah satu senator Prancis, Guillaume Gontard, menyatakan jika Benjamin Netanyahu akan tercatat dalam sejarah karena menggunakan kelaparan sebagai senjata di Jalur Gaza.
Senator Prancis, Guillaume Gontard, menyebutkan jika buku-buku sejarah di masa mendatang akan menuliskan bahwa penjajah Israel menyebabkan ledakan kekerasan di Jalur Gaza sejak tanggal 7 Oktober 2023.
Guillaume Gontard juga mengutip Kepala Kebijakan Uni Eropa, Josep Borrell, ketika dia sebelumnya menyebut Jalur Gaza sebagai kuburan terbuka paling besar di dunia.
Guillaume Gontard juga menambahkan jika situasi yang seperti kiamat di Jalur Gaza telah dicatat oleh para jurnalis dan juga dokter.
Di sisi lain, serangan yang dilakukan pasukan penjajah Israel telah menewaskan sedikitnya 65 orang dan juga melukai sekitar 92 orang di seluruh Jalur Gaza dalam periode pelaporan 24 jam terakhir kemarin.
Korban jiwa ini menambah jumlah total orang yang terbunuh di Jalur Gaza dengan lebih dari 74 ribu orang yang terluka.
Selain itu, sekitar 8.000 orang dilaporkan hilang.
Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan jika mayoritas dari para korban tersebut adalah perempuan dan juga anak-anak.
Sementara itu, RS Al Shifa dilaporkan masih dikepung oleh pasukan penjajah Israel.
Baca Juga:
Serbu Tulkarem di Tepi Barat, Pasukan Penjajah Israel Tangkap 3 Pemuda Palestina
“Militer penjajah Israel masih melakukan operasinya secara agresif di dalam gedung RS Al Shifa dan menyebabkan banyak kerusakan pada gedung tersebut,” kata salah satu sumber yang tidak disebutkan namanya.
Dia menambahkan jika pasukan penjajah Israel menghancurkan seluruh pusat perawatan spesialis di RS Al Shifa, yang merupakan sebuah bangunan baru yang didirikan untuk membantu warga Palestina yang membutuhkan pembedahan karena luka-luka yang mereka derita.
“Militer penjajah Israel memerintahkan semua orang di dalam rumah sakit, untuk segera pergi dan melakukan evakuasi,” ujarnya.
Dia melanjutkan karena jika tidak, mereka akan meledakkan seluruh fasilitas dan itu termasuk dengan staf medis dan juga pasien.
Dalam pernyataannya, militer penjajah Israel menyampaikan jika setidaknya 140 orang telah terbunuh di dalam RS Al Shifa.
Namun, diketahui jika belum diverifikasi apakah orang-orang tersebut adalah anggota Hamas seperti yang diklaim oleh militer penjajah Israel, atau warga sipil Palestina. (*/Mey)