Internasional, gemasulawesi – Seorang analis di Dewan Urusan Global Timur Tengah, Adel Abdel Ghafar, menyatakan jika tujuan penjajah Israel adalah memberantas Hamas, sesuai dengan yang pernah disebutkan mereka sebelumnya.
Namun, Adel Abdel Ghafar juga menyebutkan jika tujuan utama dari penjajah Israel melakukan perang di Jalur Gaza adalah hukuman kolektif.
“Kita telah melihat hal ini terjadi pada penghancuran sekolah, rumah sakit dan kawasan pemukiman di Jalur Gaza,” katanya.
Dia menambahkan jika jenazah rakyat Palestina yang terbunuh dirahasiakan dari keluarga, sehingga kematian pun tidak ada martabatnya.
“Malnutrisi dan kelaparan digunakan sebagai alat perang, serta hal ini akan diselidiki sebagai bagian dari kasus genosida terhadap penjajah Israel di ICJ,” ujarnya.
Adel Abdel Ghafar melanjutkan jika perang di Jalur Gaza juga menjadi semakin tidak populer di Amerika Serikat, sehingga akan berdampak pada popularitas Jalur Gaza menjelang pemilihan Presiden AS di bulan November 2024 mendatang.
Baca Juga:
Kekerasan Meningkat, AS Akan Jatuhkan Sanksi Baru untuk 2 Pos Terdepan Penjajah Israel di Tepi Barat
Di sisi lain, Masyarakat Tahanan Palestina mengatakan jika pasukan penjajah Israel menangkap sedikitnya 20 orang warga Palestina, termasuk dengan mantan tahanan, di Tepi Barat.
“Jumlah tahanan meningkat menjadi 7.585 orang sejak perang dimulai,” ungkap mereka.
Masyarakat Tahanan Palestina menyebutkan penangkapan tersebut terkonsentrasi di Kegurbenuran Hebron dan Jericho, sementara penangkapan terpisah di Kegubernuran Qalqilya, Yerusalem dan Betlehem.
“Penangkapan tersebut dilakukan dengan kekerasan yang meluas, termasuk pemukulan kejam, ancaman terhadap tahanan dan keluarga mereka, serta penghancuran rumah warga Palestina,” tambah mereka.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Amnesty Internasional, Agnes Callamard, mengecam komunitas global karena berpura-pura seolah-olah krisis di Jalur Gaza bersifat kemanusiaan dan bukan krisis yang direkayasa oleh penjajah Israel.
“Sementara komunitas internasional sibuk berpura-pura bahwa Jalur Gaza adalah krisis kemanusiaan, penjajah Israel terus melanggar hukum internasional karena impunitas total,” terangnya.
Callamard menuturkan jika penerjunan bantuan kemanusiaan melalui udara dan pelabuhan bantuan di Jalur Gaza tidak akan mengatasi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan penjajah Israel.
“Dan mereka juga tidak akan mengatasi kelaparan yang direkayasa,” tandasnya. (*/Mey)