Internasional, gemasulawesi – Pemerintah Amerika Serikat dilaporkan akan menjatuhkan sanksi baru terhadap 2 pos terdepan penjajah Israel di Tepi Barat dan 3 pemukim penjajah Israel.
Laporan menyatakan jika pos-pos ilegal tersebut digunakan sebagai basis serangan yang dilakukan oleh para pemukm eksremis terhadap warga sipil Palestina.
Para pemukim penjajah Israel yang akan dijatuhi sanksi juga tidak disebutkan namanya.
Pos ilegal diketahui merupakan sebutan untuk pemukiman yang tidak diizinkan oleh pemerintah penjajah Israel.
"Langkah ini merupakan pertama kalinya Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadap seluruh pos terdepan dan bukan hanya terhadap pemukim secara individu," kata sumber yang tidak disebutkan namanya.
Selain itu, dikabarkan jika sanksi terhadap 2 pos terdepan tersebut dimaksudkan untuk mengirimkan pesan bahwa Amerika Serikat tidak hanya menargetkan individu, namun, juga intentitas yang terlibat dalam memberikan dukungan logistik dan keuangan untuk serangan terhadap warga sipil Palestina.
Di sisi lain, pasukan penjajah Israel juga dikabarkan melakukan beberapa serangan di Tepi Barat.
Tentara penjajah Israel telah menyerbu sejumlah kota kecil di Tepi Barat dan juga menangkap 2 orang pria warga Palestina.
2 pria yang ditangkap tersebut adalah Mohammad Rabie, yang merupakan Sekretaris Fatah, serta Hassan Qurei, yang ditangkap di Abu Dis, yang terletak di sebelah timur Yerusalem Timur.
Di Qalqilya, pasukan penjajah Israel membobol beberapa rumah, termasuk dengan rumah keluarga al-Rabi dan Freej.
Selain itu, pasukan penjajah Israel juga mencuri sejumlah besar uang dari rumah keluarga al-Rabi, sekaligus menghancurkan barang-barang mereka.
Pasukan penjajah Israel juga menyerbu Nablus, serta kamp pengungsi al-Ein dan Askar.
Baca Juga:
Lakukan Serangan, Militer Penjajah Israel Klaim Membunuh 8 Pejuang Palestina di Jalur Gaza
Di sisi lain, tentara penjajah Israel menyerbu kota Idhna dan Yatta di Provinsi Hebron.
Setidaknya 40 kerabat tawanan penjajah Israel yang masih ditahan di Jalur Gaza memblokade Jalan Raya Ayalon di Tel Aviv kemarin.
Kerumunan pengunjuk rasa meneriakkan ‘Kesepakatan Sekarang’ dan “Kami ingin mereka hidup, bukan di peti mati’, dengan memegang foto 19 orang wanita yang diyakini masih ditahan di Jalur Gaza. (*/Mey)