Internasional, gemasulawesi – Salah seorang pensiunan petugas medis Palestina, Zaki Khadir, diketahui mengubah setiap sudut yang awalnya merupakan toko milik putranya menjadi sebuah klinik pertolongan pertama darurat.
Dilaporkan jika dengan bantuan yang didapatkan dari beberapa mantan rekannya yang juga merupakan petugas medis, Zaki Khadir, dia membantu memenuhi kebutuhan medis dari rakyat Palestina yang kesulitan untuk mendapatkan akses obat-obatan.
Diketahui jika sejak dimulainya perang di tanggal 7 Oktober 2023, sekitar 90% penduduk Jalur Gaza mendadak menjadi pengungsi internal.
Lebih dari 1 juta orang mengungsi ke Rafah yang diklaim menjadi salah satu tempat yang paling aman.
Karena pemboman dengan skala besar dan invasi darat yang tidak kunjung selesai, banyak fasilitas medis yang tidak mampu memenuhi dan menampung korban yang datang melebihi kapasitas mereka.
“Hanya sekitar 13 dari 36 rumah sakit di Jalur Gaza yang masih berfungsi sebagian,” kata WHO beberapa waktu yang lalu.
Baca Juga:
Tentang Perang Gaza, Mantan Menlu Yordania Sebut Otoritas Palestina Berada pada Posisi Terlemahnya
Laporan menyebutkan 2 rumah sakit besar yang berada di Jalur Gaza selatan harus beroperasi dengan kapasitas 3 kali lipat dari kapasitas tempat tidur yang mereka miliki.
Fasilitas medis juga harus menghadapi situasi tersebut di tengah kurangnya pasokan dasar dan bahan bakar yang terbatas.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengungkapkan jika pembicaraan yang dilakukan negara-negara Arab, penjajah Israel dan AS tidak akan menyelesaikan perang di Jalur Gaza tanpa keterlibatan Palestina.
Baca Juga:
Banyak Nyawa Melayang, PM Netanyahu Tegaskan Menentang Pembentukan Negara Palestina
“Ini sejujurnya tidak akan berhasil,” tandasnya.
Lavrov menerangkan memulai sebuah gerakan saja tidak cukup karena dunia harus membawa Palestina dan penjajah Israel ke meja perundingan.
“Juga tidak mungkin untuk AS mencoba untuk memutuskan untuk rakyat Palestina seperti apa Palestina nantinya di masa mendatang,” pungkasnya.
Baca Juga:
Karena Stres, Panik dan Terpaksa Mengungsi, Ratusan Wanita Gaza Dilaporkan Alami Keguguran
Dia menambahkan jika untuk itu, harus rakyat Palestina sendiri yang memutuskan.
“Apa yang dilakukan AS saat ini dengan mencoba memutuskan segalanya untuk mereka merupakan manifestasi dari praktik neo-kolonial yang sama yang telah mereka lakukan sebelumnya,” tekannya. (*/Mey)