Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, salah satu mantan perwira intelijen Qatar, Fahd Al-Maliki, memberikan peringatan kepada Hamas tentang kemungkinan penjajah Israel memasang alat pelacak khusus dan spyware di dalam obat-obatan untuk para sandera.
Diketahui jika sebelumnya terdapat 5 truk yang membawa obat-obatan yang berhasil masuk ke Jalur Gaza.
Truk-truk tersebut adalah hasil dari perjanjian yang terjadi antara Hamas dengan penjajah Israel dengan mediasi yang dilakukan oleh Qatar dan juga Prancis.
“Penjajah Israel dapat saja melakukan eksploitasi kesepakatan yang disetujui kedua belah pihak sebelumnya dengan memasang alat pelacak khusus dan juga alat mata-mata,” katanya.
Al-Maliki menambahkan jika itu mungkin saja dilakukan oleh penjajah Israel untuk menemukan tawanan atau sandera yang masih terdapat di Jalur Gaza.
Dia menegaskan kehati-hatian itu memang diperlukan.
Baca Juga:
Terkait Konflik Gaza, Mesir Disebutkan Tampaknya Berusaha untuk Tetap di Tengah
“Israel mungkin dapat mencapai lokasi para sandera itu dengan menempatkan sensor pewarna yang sengaja mereka pasang di kapsul obat-obatan yang masuk ke Jalur Gaza di tengah perang seperti sekarang,” ujarnya.
Dalam klaim yang dilontarkan sebelumnya, penjajah Israel menyebutkan pejuang Hamas telah menahan sekitar 136 warga penjajah Israel.
Hamas juga menuntut terjadinya gencatan senjata di Jalur Gaza dengan imbalan pertukaran tawanan antara kedua belah pihak yang sebelumnya telah dilakukan beberapa waktu yang lalu.
Di sisi lain, terdapat laporan yang menyatakan jika setengah dari tentara yang berada di batalyon cadangan penjajah Israel menolak untuk memasuki Jalur Gaza.
Mereka beralasan belum mendapatkan pelatihan yang benar untuk melakukan perang seperti yang sekarang ini sedang terjadi.
Salah satu media penjajah Israel menyampaikan bahwa apa yang membuat para tentara cadangan itu takjub adalah Mayor Jenderal telah mengumumkan akan membawa batalyon cadangan ke Jalur Gaza tanpa persiapan seperti yang seharusnya dilakukan.
Baca Juga:
Kutuk Agresi Penjajah Israel, Seorang Desainer Konten Disensor di Media Republik Ceko
Salah seorang tentara yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan dia dan rekan-rekannya yang lain awalnya menerima perintah wajib militer yang bertujuan untuk melindungi kota-kota yang berada dekat dengan Jalur Gaza.
“Namun, kami tiba-tiba mendapatkan perintah yang mnengejutkan untuk memasuki Jalur Gaza,” tuturnya. (*/Mey)