Diduga Beraktivitas Merusak Kawasan Pesisir, Picu Aksi Protes Ratusan Warga Cempedak Gunakan Sampan Hadang Kapal Cepat

Warga Desa Cempedak hadang kapal cepat dan lakukan protes karena aktivitas kapal tersebut
Warga Desa Cempedak hadang kapal cepat dan lakukan protes karena aktivitas kapal tersebut Source: (Foto/X/ @nmraziz)

Sulawesi Tenggara, gemasulawesi - Kapal cepat yang membawa banyak penumpang yang pulang dari Pelabuhan Raha, Kabupaten Muna, menuju Kendari dihadang oleh ratusan penduduk dari Desa Cempedak di Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.

Dengan menggunakan sampan di tengah laut, para warga dengan nekat menghadang kapal cepat sambil membentangkan pamflet sebagai tanda protes terhadap aktivitas kapal tersebut, yang diduga merusak kawasan pesisir dan mengganggu mata pencaharian warga, yang sebagian besar adalah nelayan.

Seorang penumpang dari kapal Ummi Muadz Mega mengungkapkan bahwa pada Minggu, 14  April 2024 puluhan warga Desa Cempedak menghadang kapal cepat di tengah laut, lalu mereka naik sampan untuk mendekati kapal tersebut.

Tindakan berani yang dilakukan oleh warga tentu saja membuat para penumpang menjadi panik.

Baca Juga:
Gelombang Tinggi di Wilayah Perairan, Sejumlah Nelayan di Pacitan Tidak Berani Melaut

“Dikarenakan frekuensi lewatnya kapal cepat Superjet, bangunan mereka menjadi rusak akibat gelombang lautnya,” ujar Mega.

Menurut Habir, seorang warga Desa Cempedak, tindakan protes yang dilakukan warga dengan mencegat kapal cepat di sekitar perairan Pulau Cempedak merupakan bentuk protes mereka.

Karena gelombang yang dihasilkan oleh kapal cepat, sejumlah fasilitas warga di Desa Cempedak mengalami kerusakan.

Hadir menjelaskan sekitar 50 sampan turun protes terhadap aktivitas kapal cepat, yaitu KM Express Priscilia 88.

Baca Juga:
Hilang Saat Memancing, Nelayan di Muna Ditemukan Meninggal Dunia

“Warga melakukan protes karena gelombang yang dihasilkan oleh kapal cepat saat melintasi Perairan Cempedak telah merusak tanggul jalan desa,” ungkap Hadir.

Gelombang dari kapal bahkan telah mencapai rumah-rumah warga yang berada di tepi pantai.

Akibatnya, tanggul menjadi rusak karena sering terkena gelombang laut. Situasinya semakin buruk saat ini, terutama dengan musim timur yang membuat air pasang bahkan mencapai jalan.

“Ombak yang dihasilkan oleh kapal yang melintas tidak hanya terjadi sekali, tetapi beberapa kali sesuai dengan jadwal rute kapal melewati Desa Cempedak,” ungkapnya.

Dampak dari hempasan ombak kapal bahkan mencapai wilayah perkuburan di desa tersebut.

Baca Juga:
Dihadiri Pj Gubernur dan Forkopimda Sulsel, Masjid Kubah 99 Asmaul Husna Jadi Pusat Sholat Id Tingkat Provinsi di Sulawesi Selatan

Sekarang, beberapa makam bahkan mengalami kerusakan parah, termasuk tercabutnya nisan-nisan karena terhantam oleh ombak.

“Warga meminta perubahan jalur lintasan kapal cepat, dengan harapan agar tidak lagi melintasi perairan seperti yang terjadi saat ini,” ujarnya.

Menurutnya, warga telah berulang kali menyampaikan keberatan atau protes kepada pihak yang mengoperasikan kapal, namun tidak mendapat tanggapan.

Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk melakukan protes dengan cara menghadang langsung kapal cepat yang sedang berlayar di perairan Pulau Cempedak.

...

Artikel Terkait

wave
Gelombang Tinggi di Wilayah Perairan, Sejumlah Nelayan di Pacitan Tidak Berani Melaut

Sejumlah nelayan di Pacitan, Jawa Timur, dilaporkan tidak berani melaut karena gelombang tinggi yang terjadi di wilayah perairan.

Disertai dengan Gelombang Tinggi, 100 Perahu Nelayan Pantai Ujung Genteng Sukabumi Rusak Karena Diterjang Banjir Rob

Sekitar 100 perahu nelayan Pantai Ujung Genteng yang berada di Kabupaten Sukabumi dilaporkan rusak karena diterjang banjir rob.

Beredar Isu Tarif Mahal Jual Beli Suara di TPS Lorong Nelayan Desa Pelawa, PSU Penentu Kemenangan Perebutan Satu Kursi Terakhir Dapil I

Beredar isu tarif mahal jual beli suara yang berpotensi terjadi pada PSu di TPS 6 Desa Pelawa, Panwascam Parigi tengah perketat pengawasan.

Kondisi Lokasi Tangkap Gurita Touna Pasca Penutupan Sementara, Hasil Tangkap Nelayan Bertambah

Setelah tiga bulan ditutup sejak 17 Oktober 2022 Lokasi Tangkap Gurita Touna akhirnya dibuka pada 17 Januari 2023 di Desa Kadoda, Touna.

Berita Terkini

wave

Tim DVI Polri Selesaikan Identifikasi Korban Kecelakaan Helikopter BK117 D3 di Kalsel

Semua jenazah korban helikopter jatuh di Kalimantan Selatan berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI Polri dengan proses teliti.

Remaja 16 Tahun Diamankan Terkait Kematian Mahasiswi di Indekos Ciracas

Polisi amankan remaja FF (16) terkait dugaan penganiayaan mahasiswi IM (23) yang ditemukan tewas di indekos Ciracas.

Ledakan Misterius di Pondok Cabe Ilir, Tujuh Korban dan Delapan Rumah Rusak

Ledakan di Pondok Cabe Ilir, akibat tabung gas, menewaskan tujuh korban, rusak delapan rumah, penyelidikan forensik masih berlangsung.

Koperasi Didorong Kelola Tambang, Pemerintah Siapkan Regulasi dan Modal Awal

Pemerintah siapkan aturan baru beri koperasi hak kelola tambang hingga 2.500 hektare, dukung ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat.

Kasus Penyiksaan Anak di Kebayoran Lama: EF Terungkap Bukan Ayah Kandung, Dijerat Pasal Perlindungan Anak

Polri ungkap EF bukan ayah kandung AMK. Bersama SNK, ia ditetapkan tersangka penyiksaan anak dan terancam hukuman berat.


See All
; ;