Ternate, gemasulawesi – Menurut laporan hari ini, tanggal 24 Februari 2024, Gunung Gamalama yang berada di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, sejak hari Jumat, tanggal 23 Februari 2024, terus mengeluarkan asap putih tebal dari puncak kawah gunung.
Laporan yang sama menyebutkan jika berdasarkan pengamatan yang dilakukan secara visual, pada hari Sabtu ini, asap putih tebal terus keluar dari kawah utama Gunung Gamalama sejak pukul 06.00 WIT.
Disebutkan jika asap tebal dari Gunung Gamalam tersebut mengarah ke timur laut Kota Ternate.
Ketua Pos Gunung Api Gamalama Ternate, Triyanto, mengungkapkan jika asap putih yang keluar dari Gunung Gamalama tersebut mempunyai ketinggian sekitar 100 hingga 200 meter.
“Ini disebabkan aktivitas magma yang terjadi di tubuh Gunung Gamalama sehingga menyebabkan keluarnya asap putih tebal tersebut,” ujarnya.
Triyanto menambahkan jika pada seismograf digital di pos pengamatan Gunung Gamalam, gempa tektonik jauh tercatat terjadi sebanyak 3 kali dan gempa vulkanik dalam sekitar 1 kali.
“Kejadian tersebut terekam dalam seismograf digital sejak pukul 00.00-08.00 WIT pagi ini,” terangnya.
Namun, Triyanto mengatakan jika sekarang, aktivitas keluar asap tersebut cenderung menurun dari sebelumnya.
Dalam keterangannya, Triyanto menyatakan jika sesuai dengan data, pihaknya membandingkan dengan kemarin, memang ada penurunan aktivitas Gunung Gamalama.
Baca Juga:
Puting Beliung di Rancaekek, Warga Berharap Ada Bantuan Material untuk Memperbaiki Rumah yang Rusak
“Karena di tanggal 23 Februari 2024 kemarin, terekam terjadi gempa vulkanik sekitar 5 kali, gempa embusan 6 kali dan gempa tektonik lokal 4 kali,” katanya.
Triyanto menambahkan jika untuk kecenderungan asap lebih menurun dibandingkan kemarin.
“Awalnya ketinggiannya mencapai 300 hingga 500 meter dari puncak dan sekarang 50 hingga 200 meter dari puncak,” ujarnya.
Baca Juga:
Diharapkan Seperti Jakarta, Jawa Timur sedang Jajaki Kerja Sama dengan Jepang untuk Proyek MRT
Triyanto juga menyampaikan himbauannya agar warga setempat tidak panik, namun, selalu meningkatkan kewaspadaannya.
“Warga juga diminta untuk tidak melakukan aktivitas di zona terlarang dengan radius sekitar 1,5 kilometer,” ucapnya.
Triyanto menyatakan jika asap tersebut terjadi karena aktivitas magma di Gunung Gamalama. (*/Mey)