Bogor, gemasulawesi – Menurut laporan, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dilaporkan memberikan himbauan kepada warga untuk mewaspadai penyakit DBD atau demam berdarah dengue.
Disebutkan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor jika DBD kini mulai menjangkiti di beberapa wilayah Kabupaten Bogor.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit atau P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Adang Mulyana, mengatakan jika penyakit DBD telah mulai menimbulkan ancaman untuk masyarakat di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk di Kabupaten Bogor.
“Oleh karena itu, penting untuk warga untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap penyakit tersebut,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Adang Mulyana juga mengajak warga untuk mulai mengadopsi pola 3 M, yakni menutup tempat-tempat penampungan air, menguras bak mandi, mengubur dan mendaur ulang barang-barang bekas yang tidak terpakai lagi.
“Ini untuk mencegah penyakit DBD,” ujarnya.
Baca Juga:
Sekda Provinsi Sulawesi Tengah Buka Kegiatan Bimbingan Teknis Aplikasi e-MEP di Palu
Adang mengakui jika jumlah kasus DBD di Kabupaten Bogor telah cukup mengkhawatirkan.
Adang menuturkan jika di tahun 2023, sekitar 4 orang meninggal dunia dikarenakan DBD.
“Saat periode itu, kasus DBD di Kabupaten Bogor mencapai sekitar 1.555,” ucapnya.
Namun, Adang menyatakan jika jumlah kasus DBD di Kabupaten Bogor mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2021 yang jumlahnya mencapai 2.220 kasus dan tahun 2022 yang mencapai 1.954 kasus.
Adang menyebutkan jika untuk jumlah kematian di 2 tahun terakhir lebih tinggi, seperti di tahun 2021 yang diketahui 22 orang meninggal dunia.
“Sedangkan untuk tahun 2022, 14 orang di Kabupaten Bogor dilaporkan meninggal akibat DBD,” jelasnya.
Adang memaparkan jika potensi peningkatan kasus DBD sering terjadi di musim penghujan seperti sekarang.
“Kabupaten Bogor mempunyai potensi tersebut,” terangnya.
Di sisi lain, Adang mengungkapkan jika melihat trendnya, tingkat kasus DBD cenderung tinggi di bulan Oktober hingga Desember dan juga bulan Maret.
“Nantinya, itu akan menurun kembali di bulan April,” imbuhnya.
Adang menyatakan pihaknya berharap jumlah kasus DBD akan terus menurun dari waktu ke waktu. (*/Mey)