Politik, gemasulawesi – Anies Baswedan mengungkapkan kekhawatirannya saat didorong oleh masyarakat Muara Baru, Jakarta Utara, untuk maju kembali dalam Pilkada yang akan diadakan di bulan November mendatang.
Dalam keterangannya kemarin, 19 Mei 2024, Anies Baswedan mengakui khawatir jika lawan dalam Pilkada akan menggunakan cara yang sama dengan yang dipakai oleh lawannya di Pilpres tahun 2024 lalu.
Namun, diketahui jika Anies Baswedan juga tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai cara lawan yang dimaksudkannya tersebut.
Anies juga menyatakan dia mempertimbangkan untuk maju dalam Pilkada tahun 2024 secara serius.
“Apalagi, Jaringan Rakyat Miskin Kota telah menyampaikan aspirasi mereka,” katanya.
Dia menambahkan pihaknya menunggu waktunya.
Dalam kesempatan tersebut, Anies juga mengakui menginginkan warga membangun suasana Pilkada yang tenang, teduh, jujur dan damai.
“Saya tidak ingin sebuah pemilu disebut tenang dan teduh, namun, ternyata sebenarnya tidak jujur,” ucapnya.
Menurutnya, jika ada kejujuran, maka perubahan dapat didorong.
“Kita perlu untuk menjaganya bersama-sama,” tegasnya.
Dia melanjutkan hal tersebut dikarenakan tidak mungkin perubahan dikerjakan oleh 1 orang dan harus dikerjakan bersama-sama.
Anies juga mengungkapkan telah ada sejumlah parpol yang menawarkan dirinya untuk maju kembali dalam Pilkada.
Tetapi, dia tidak membeberkan nama-nama partai politik tersebut.
Di sisi lain, Anies Baswedan juga sempat menyinggung mengenai biaya UKT yang menjadi salah satu isu hangat belakangan ini.
Dia berpandangan jika keluarga dengan kalangan ekonomi menengah menjadi yang paling kesulitan dengan biaya UKT yang mahal pada saat ini.
“Keluarga dari kelas menengah memiliki nasib yang berbeda dengan keluarga dari kalangan atas yang mampu untuk membiayai kuliah atau keluarga miskin yang dapat memperoleh beasiswa untuk berkuliah,” paparnya.
Dia mengatakan alokasi anggaran pendidikan harus ditambah untuk mengurangi beban keluarga dengan kondisi ekonomi menengah.
Dia juga mengingatkan pentingnya pendidikan tinggi di Indonesia untuk meningkatkan status ekonomi dan sosial seseorang.
“Mereka yang mendapatkan akses pendidikan tinggi memiliki kesempatan untuk kesejahteraan yang lebih tinggi,” pungkasnya. (*/Mey)