Keluarga Korban Nilai Oknum TNI AL Tersangka Pembunuh Jurnalis Wanita Kalsel Layak Dihukum Mati, Begini Alasannya

Potret oknum TNI AL Kelasi Satu Jumran tersangka pembunuhan jurnalis wanita saat rekonstruksi adegan di TKP
Potret oknum TNI AL Kelasi Satu Jumran tersangka pembunuhan jurnalis wanita saat rekonstruksi adegan di TKP Source: (Foto/HO-ANTARA/Tumpal Andani Aritonang/aa)

Nasional, gemasulawesi - Keluarga korban pembunuhan jurnalis muda Juwita (23), yang terjadi di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, menyuarakan desakan agar tersangka yang merupakan oknum TNI AL, Kelasi Satu Jumran, dijatuhi hukuman pidana mati.

Desakan tersebut disampaikan oleh Kuasa Hukum keluarga korban, Muhamad Pazri, usai menghadiri proses rekonstruksi kasus yang digelar di tempat kejadian perkara, Jalan Trans Gunung Kupang, Cempaka, Banjarbaru pada Sabtu, 5 April 2025.

Dalam rekonstruksi tersebut, tersangka memperagakan total 33 adegan yang menggambarkan kronologi pembunuhan secara lengkap.

Menurut Muhamad Pazri, dari rekonstruksi yang dilakukan, tampak jelas bahwa tersangka melakukan tindakannya dengan kondisi tenang dan adanya persiapan matang.

Baca Juga:
BI Berkomitmen Jaga Stabilitas Rupiah di Tengah Tekanan Tarif Impor Baru AS, Begini Langkah-langkahnya

Hal ini, menurutnya, menandakan adanya unsur perencanaan dalam tindak kejahatan tersebut.

Oleh karena itu, ia menilai tindakan yang dilakukan oleh Jumran memenuhi unsur pembunuhan berencana, yang secara hukum dapat dijatuhi hukuman maksimal, yakni pidana mati.

"Tersangka (Kelasi Satu Jumran) melakukan semua dengan tenang dan persiapan yang matang, ini termasuk pembunuhan berencana. Tersangka harus dihukum maksimal, yaitu pidana mati," jelas Muhamad Pazri.

Lebih lanjut, Pazri juga menyoroti rentang waktu pembunuhan yang dinilai cukup singkat.

Baca Juga:
Pasca Adanya Kebijakan Tarif Impor AS, Pengamat Minta Pemerintah Tak Melulu Bilang Negara Masih Baik-baik Saja

Ia menjelaskan bahwa korban ditemukan sekitar pukul 15.00 WITA pada tanggal 22 Maret 2025, dan diketahui terakhir bersama pelaku sekitar pukul 10.30 WITA di hari yang sama.

Menurut Pazri, rentang waktu yang hanya beberapa jam ini membuka kemungkinan bahwa pelaku tidak bekerja sendiri dalam aksi keji tersebut.

Oleh karena itu, tim kuasa hukum merasa perlu untuk mendalami lebih lanjut semua fakta yang terungkap dalam rekonstruksi, termasuk kemungkinan keterlibatan pihak lain.

"Setelah melihat 33 adegan oleh tersangka Jumran, kami tim kuasa hukum akan pelajari dahulu sebelum berkoordinasi dengan penyidik. Saran dan masukan dari pihak keluarga akan kami sampaikan," jelas Pazri.

Baca Juga:
Nilai Indonesia Terdampak Tarif Impor AS, MPR Dorong Pemerintah Manfaatkan BRICS untuk Perluas Pasar Ekspor

Kasus pembunuhan ini menyita perhatian publik, terutama karena melibatkan seorang anggota aktif militer dan seorang jurnalis perempuan muda sebagai korban.

Keluarga berharap agar penyidikan dilakukan secara menyeluruh dan transparan demi mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya bagi almarhumah Juwita. (*/Risco)

...

Artikel Terkait

wave

BI Berkomitmen Jaga Stabilitas Rupiah di Tengah Tekanan Tarif Impor Baru AS, Begini Langkah-langkahnya

BI atau Bank Indonesia berkomitmen untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah tekanan kebijakan tarif impor AS

Pasca Adanya Kebijakan Tarif Impor AS, Pengamat Minta Pemerintah Tak Melulu Bilang Negara Masih Baik-baik Saja

Pengamat politik Hendri Satrio menilai pemerintah perlu jujur terhadap rakyat terkait kondisi ekonomi Indonesia sebenarnya

Nilai Indonesia Terdampak Tarif Impor AS, MPR Dorong Pemerintah Manfaatkan BRICS untuk Perluas Pasar Ekspor

Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno meminta pemerintah Indonesia memanfaatkan keanggotaan BRICS untuk menghadapi tarif impor AS

Soroti Ketua KPK di Dalam Jajaran Komite Pengawasan Danantara, Said Didu: Seharusnya Penegak Hukum Tidak Masuk

Pegiat media sosial, Said Didu menilai Ketua KPK seharusnya tidak masuk ke jajaran komite pengawasan di Danantara

Dorong Pemerintah Indonesia Lawan Kebijakan Tarif Impor Amerika Serikat, Adi Prayitno: Kita Bangsa Strong

Pengamat Adi Prayitno menilai pemerintah Indonesia perlu membalas kebijakan tarif impor yang diterapkan Amerika Serikat

Berita Terkini

wave

Mengisahkan Teror Menakutkan Akibat Dosa di Masa Lalu, Inilah Sinopsis Film Horor Rest Area

Film horor Rest Area akan segera tiba, menceritakan kisah menakutkan tentang konsekuensi dari dosa yang dilakukan di masa lalu

Terjebak dalam Dimensi Lain ketika Mendaki Gunung, Inilah Sinopsis dari Film Horor Dusun Mayit

Indonesia akan kedatangan film horor Dusun Mayit, yang menceritakan kisah mencekam di kawasan angker Gunung Welirang

TNI AL dan BI Resmi Lepas Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 di Sulawesi Tengah

Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 memastikan distribusi rupiah layak edar di wilayah 3T, wujud sinergi TNI AL dan BI.

Ribuan Ojol Gelar Aksi di DPR, 6.118 Personel Gabungan Dikerahkan Amankan Unjuk Rasa

Aksi ribuan pengemudi ojol di DPR/MPR dikawal 6.118 personel. Massa sampaikan tujuh tuntutan, termasuk revisi RUU.

Pemohon Minta MK Hapus Kolom Agama dari KTP dan KK

Pemohon minta hapus data agama di KTP dan KK karena risiko diskriminasi dan pelanggaran hak asasi warga.


See All
; ;