Nasional, gemasulawesi – Eddy Hermawan, yang merupakan peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, menyatakan jika secara geografis, Indonesia aman dari fenomena gelombang panas.
Diketahui jika saat ini, kawasan Asia Selatan, Asia Tengah dan juga sebagian Asia Tenggara sedang dilanda fenomens gelombang panas.
Eddy Hermawan menyampaikan jika negara-negara yang sedang mengalami gelombang panas sebagian besar terdiri dari daratan dan juga masuk di belahan bumi utara, seperti Vietnam dan India.
“Gelombang panas yang terjadi sekarang di negara-negara itu merupakan fenomena yang lumrah atau biasa terjadi ketika matahari bergerak ke arah utara,” katanya.
Sementara itu, menurut Eddy, Indonesia sebagian besar berupa laut dan jika dilihat secara astronomis terletak di posisi 6 derajat lintan utara serta 11 derajat lintang selatan yang membuat posisi Indonesia berada dominan di wilayah selatan bumi.
“Sifat laut yang lambat menerima panas dan lambat mengeluarkan panas berfungsi melindungi Indonesia dari efek gelombang panas yang seperti diketahui banyak orang sedang melanda beberapa negara di belahan bumi utara,” ujarnya.
Eddy Hermawan melanjutkan saat ini matahari sedang meninggalkan ekuator dan sedang menuju ke belahan bumi utara.
“Wilayah Haidebarat dan Gujarat di India tidak ada air dan juga tandus, sehingga daratan di wilayah tersebut menjadi sasaran panas matahari,” ucapnya.
Eddy juga menjelaskan sifat daratan yang cepat menerima panas dan juga cepat melepaskan panas.
“Ini menjadikan ketika posisi matahari berada di utara, maka penyerapan panas matahari nantinya menjadi lebih optimal,” tandasnya.
Dalam keterangannya kemarin, 2 Mei 2024, Eddy memaparkan jika distribusi panas ke seluruh dunia sama dikarenakan bersumber dari matahari.
“Namun, responnya tidak sama, terutama untuk negara yang dominan laut dan juga untuk negara yang dominan barat,” terangnya.
Eddy Hermawan menuturkan jika secara historis, Indonesia tidak pernah tercata mengalami fenomena gelombang panas hingga sekarang.
“Meskipun ada wilayah yang suhunya mencapai 40 hingga 42 derajat Celcius, namun, itu hanya bersifat sementara dan tidak akan permanen,” lanjutnya. (*/Mey)