Papua Barat, gemasulawesi – Sebuah video yang memperlihatkan adanya bentrokan antara anggota TNI AL dan Brimob di Pelabuhan Sorong, Papua Barat viral di media sosial.
Akibat dari bentrokan TNI AL dan Brimob ini menyebabkan kerusakan pada sejumlah pos polisi serta Kantor Polsek KP3 Laut di Kota Sorong.
Kejadian ini mencuat setelah seorang anggota TNI AL, yang merupakan Pomal, memberikan teguran kepada seorang anggota Batalion B Pelopor Brimob yang tidak puas dengan cara teguran tersebut dilakukan, terutama terkait keberangkatan keluarganya di Pelabuhan Sorong.
Teguran yang dilakukan oleh anggota TNI AL tersebut berakhir dengan pemukulan dari anggota Brimob kepada anggota TNI AL, yang kemudian memicu terjadinya perkelahian di lokasi.
"Anggota kita yang sedang bertugas Pam mudik berjaga di pelabuhan. Terjadi insiden pemukulan oleh anggota Brimob," ujar Laksamana Pertama TNI I Made Wira Hady Arsanta Wardhana, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal), kepada wartawan.
Peristiwa ini menyebabkan lima orang mengalami luka-luka, di antaranya seorang prajurit TNI AL yang mengalami luka serius di bagian kepala.
Kejadian tersebut segera dikonfirmasi oleh Kapolda Sulsel, Irjen Andi Rian Djajadi, yang menyebut bahwa peristiwa ini terjadi karena adanya kesalahpahaman yang timbul akibat teguran dari anggota TNI AL terhadap anggota Brimob.
Pasca-bentrokan, pihak TNI AL dan Polri turut serta dalam proses mediasi untuk menyelesaikan konflik ini.
Hal ini dilakukan dengan tujuan menjaga agar situasi tidak semakin memanas dan konflik tidak meluas.
Pada tahap ini, kedua belah pihak, baik TNI AL maupun Brimob, sedang mengendalikan anak buahnya dan berupaya melakukan mediasi untuk menenangkan situasi.
"Setiap pimpinan bertanggung jawab untuk mengendalikan anak buahnya dan melakukan mediasi," ungkap Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayjen TNI Nugraha Gumilar di Jakarta.
Di samping itu, pihak keamanan juga mengambil langkah proaktif dengan melakukan patroli di lokasi kejadian.
Tindakan ini diambil untuk mencegah terjadinya provokasi dan konflik yang lebih lanjut, serta menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di sekitar Pelabuhan Sorong.
Kejadian ini menjadi cerminan pentingnya koordinasi yang efektif antara berbagai institusi keamanan dalam menangani situasi yang rawan konflik.
Kemampuan mediasi juga menjadi hal krusial dalam menyelesaikan konflik secara damai tanpa memperburuk situasi.
Dengan demikian, upaya bersama dari pihak-pihak terkait, baik dari TNI AL, Brimob, Polri, maupun pihak keamanan lainnya, sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban di Papua Barat, khususnya di kawasan Pelabuhan Sorong. (*/Shofia)