Nasional, gemasulawesi - Tim SAR gabungan mengevakuasi pilot dan engineer pesawat Smart Air yang jatuh di hutan alur Sabaka, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, pada Minggu (10/3).
Sebelum ditemukan, tim SAR menemukan bukti adanya serpihan pesawat akibat asap dan api yang dibuat oleh sang pilot, Kapten M.Yusuf.
"Karena pilotnya masih bisa melambai tangan ke keluar dan bikin asap dan api," ucap Kepala Kantor Basarnas Tarakan Syahril.
Setelah mendapatkan posisi jatuhnya pesawat, evakuasi pilot dan engineer segera dilakukan oleh tim SAR di alur sungai Sabaka, pada Minggu (10/3) sekitar pukul 16.22 WITA.
Baca Juga:
Mengejutkan Netizen, Nama Erina Gudono Masuk di Bursa Bupati dan Wakil Bupati Sleman
Tim SAR menggunakan heli caracas untuk proses evakuasi yang di terbangkan dari Tarakan.
"Evakuasi tadi sekitar pukul 16.22 Wita, pesawat yang digunakan untuk mengevakuasi korban telah mendarat di Tarakan” jelas Tim SAR.
“Namun sebelumnya, waktunya di lapangan tadi itu pukul 16.22 WITA. Pukul 16.22 Wita, korban berhasil dievakuasi dari badan pesawat, ujarnya.
Syahril mengatakan pilot dan engineer telah ditemukan di dalam puing pesawat.
Baca Juga:
Tenggelam di Laut Korsel, 3 Awak Kapal WNI Tewas dan 4 Orang Belum Ditemukan Hingga Saat Ini
Pilot pesawat, yaitu Capt M Yusuf sudah dievakuasi dalam kondisi selamat, namun engineer pesawat, Deni S ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
"Pilotnya ditemukan selamat. Iya walaupun ada luka-luka di kepalanya, tapi masih bisa diajak berkomunikasi, yang satu lagi meninggal (teknisi)," ujarnya.
Saat ini kedua korban pesawat tersebut sudah dilarikan ke RSUD Jusuf SK Tarakan.
Sementara itu, beberapa tim SAR masih berada di sekitar wilayah ditemukannya puing-puing pesawat.
Baca Juga:
Tak Hanya Silaturahmi, Ternyata Dubes Ceko dan CEO Skoda Grup Datangi Sulawesi Tengah Untuk Hal Ini
Sebelumnya diberitakan jatuh, pesawat Smart Air awalnya lepas landas dari Bandara Internasional Juwata Tarakan, Kalimantan Utara, Jumat (8/3) sekitar pukul 09.25 Wita.
Pesawat tersebut lepas landas menuju Nunukan untuk membawa sembako bagi masyarakat Krayan Tengah.
Pesawat tersebut kemudian diduga jatuh di hutan di Kecamatan Long Liku, Kabupaten Krayan Tengah, Nunukan.
Tim SAR gabungan telah menemukan posisi puing-puing pesawat.
"Ketika proses pencarian, udara ada pada titik koordinat 03° 42.900' N 115° 56. 538' E dan terdapat tanda-tanda kayaki puing bangkai pesawat di wilayah Arur Subaka yang termasuk kawasan Long Liku, Krayan Selatan," ujar Iwan. (*/DLA)